Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan utang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami penurunan pada Januari 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal itu dampak dari berkurangnya penerbitan surat berharga negara (SBN).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pembiayaan melalui utang di Januari 2022 negatif 0,3% atau Rp 3 triliun terhadap target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini jauh lebih rendah jika dibandinkan pada Januari 2021 yang mencapai 165,8 triliun terhadap APBN.
Berdasarkan paparannya, pengurangan ini terjadi karena pembiayaan SBN pada Januari 2022 tercatat negatif Rp 15,9 triliun dibandingkan pada Januari 2021 sebesar Rp 169,7 triliun.
“Artinya kita membayar hutang lebih besar dari issuance (penerbitan), sehingga kalau kita lihat penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) kita mengalami penurunan hingga 109,3%,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar secara virtual, Selasa (22/2).
Baca Juga: APBN Surplus Rp 28,9 Triliun pada Awal Tahun 2022
Menurutnya, hal ini berarti dapat membiayai berasal dari kas yang ada maupun dari penerimaan negara, baik dari sisi perpajakan, bea cukai, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Hingga tahun ini kita masih mempunyai SKB I dan SKB II yang menopang pemerintah, kalau pada bulan Januari tahun 2021 dalam hal ini kita masih belum mempunyai SKB III” kata Sri Mulyani
Dirinya menambahkan, sinergi dengan Bank Indonesia (BI) sangat penting dalam menjaga kesehatan APBN untuk masuk konsolidasi secara terancana dan transparan.
Baca Juga: Bank Dunia Peringatkan Potensi Kredit Macet yang Disembunyikan dan Bisa Meledak
Dukungan BI melalui SKB I di tahun 2022 per 18 Februari mencatatkan incoming sebesar Rp 9,2 triliun dan awarded Rp 4,5 triliun.
“Dengan situasi ini mestinya kita sangat baik untuk tetap menjaga strategi pembiayaan kita secara aman, fleksibel, pruden dan oportunistik,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News