Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama lebih dari setahun belakangan, kinerja industri manufaktur Indonesia terus berada di zona ekspansif atau indeks di atas 50. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Indonesia tak boleh terlena.
Bahkan, bendahara negara mewanti-wanti Indonesia harus waspada. Pasalnya, sudah ada terlihat penurunan kinerja manufaktur pada bulan Oktober 2022.
“Kita perlu mencermati dan mulai waspada soal kinerja manufaktur kita. Pada Oktober 2022, sudah ada penurunan PMI Manufaktur dan ini perlu waspada,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (24/11) secara daring.
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Kredit Tahun Depan, Ini Sektor yang Jadi Andalan Perbankan
Bukan tanpa sebab, Sri Mulyani khawatir ketidakpastian global memengaruhi kinerja manufaktur dalam negeri. Dengan demikian, ia meminta untuk mencermati kinerja manufaktur bukan hanya level kinerja saat ini, tetapi juga tren ke depan.
“Jadi kita bukan hanya melihat level saat ini di atas zona ekspansi, tetapi kita tetap harus bertahap dalam menghadapi goncangan global. Ini tantangan untuk memasuki tahun 2023,” tambahnya.
Meski begitu, Sri Mulyani tetap mengapresiasi indikator pertumbuhan konsumsi listrik yang masih tinggi pada kegiatan industri dan bisnis. Pun kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan yang terus meningkat dan mendekati level sebelum pandemi.
Baca Juga: Penggunaan Komponen Dalam Negeri di Sektor Ketenagalistrikan Makin Meningkat
Adapun level pertumbuhan konsumsi listrik per akhir Oktober 2022 tercatat 12,5% secara tahunan untuk dunia bisnis dan 5,7% secara tahunan untuk dunia industri. Sedangkan kapasitas produksi industri pengolahan tercatat 73,5 dan pertambangan serta penggalian sebesar 73,5.
“Jadi, teruslah optimistis karena pertumbuhan industri masih kuat. Namun, tetap waspada dengan arah ke depan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News