kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.277   100,00   0,65%
  • IDX 7.895   65,64   0,84%
  • KOMPAS100 1.205   8,97   0,75%
  • LQ45 979   8,52   0,88%
  • ISSI 228   0,32   0,14%
  • IDX30 499   4,14   0,84%
  • IDXHIDIV20 603   5,73   0,96%
  • IDX80 137   1,08   0,80%
  • IDXV30 140   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 167   1,43   0,86%

Sri Mulyani Laporkan Progres Pengembangan Coretax System ke Jokowi


Rabu, 31 Juli 2024 / 17:11 WIB
Sri Mulyani Laporkan Progres Pengembangan Coretax System ke Jokowi
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) dan Seskab Pramono Anung (kiri) saat penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023). Pemerintah menyiapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024 yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan progres sistem pajak Core Tax Administration System (CTAS) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Hal ini untuk memudahkan sistem administrasi perpajakan dan diyakini dapat meningkatkan tax ratio.

Sri Mulyani menjelaskan, pembangunan Coretax System meningkatkan kemampuan IT Direktorat Jenderal Pajak dan data yang makin reliabel.

Ini sesuai dengan tantangan yang makin tinggi dimana jumlah wajib pajak meningkat dari 33 juta menjadi 70 juta.

Baca Juga: Dua Kanwil Ditjen Pajak Jadi Pilot Project Coretax

Jumlah dokumen yang harus diproses oleh sistem pajak juga meningkat. Yakni e-faktur yang tadinya 350 juta dokumen, saat ini meningkat menjadi 760 juta dokumen.

"Hari ini kami laporkan ke presiden mengenai kemajuan dan rencana soft launching dari coretax system yang diharapkan bisa selesai sampai dengan tahun ini sekitar bulan Desember," ujar Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/7).

Selain membangun sistem IT dan data base, Kemenkeu juga terus memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM), melakukan edukasi kepada wajib pajak, dan mensosialisasikan standar operasional prosedur untuk menciptakan kemudahan tersebut.

Baca Juga: Kanwil DJP Jakarta Pusat dan Kepri Jadi Pilot Project Implementasi Core Tax System

"Dari rapat hari ini bapak presiden berencana akan melakukan soft launcing yang nanti akan ditetapkan waktunya pada saat bapak presiden memiliki kesempatan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, tax ratio bisa ditingkatkan baik dari perbaikan organisasi, SDM, sistem IT dan juga dari sisi regulasi.

Berbagai studi telah dilakukan dan menunjukkan bahwa tax ratio yang berasal dari perbaikan organisasi dan administrasi, serta IT sistem bisa memberi kontribusi hingga 1,5% dari GDP dan dari perbaikan policy mapun regulasi bisa memberikan hingga 3,5% dari GDP.

"Jadi potensi bisa sekitar 5% dari GDP," terang Sri Mulyani.

Selanjutnya: Jumlah Pengangguran di Jerman Lebih Tinggi dari Perkiraan Analis

Menarik Dibaca: 10 Tips Menggunakan WhatsApp yang Mudah dan Jarang Diketahui Pengguna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×