kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sri Mulyani Belum Dapat Kabar Soal Wacana Subsidi Pertamax


Rabu, 30 Agustus 2023 / 15:58 WIB
Sri Mulyani Belum Dapat Kabar Soal Wacana Subsidi Pertamax
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan belum ada pembicaraan mengenai wacana subsidi Pertamax.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan belum ada pembicaraan mengenai wacana subsidi Pertamax untuk meningkatkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) berkotan lebih tinggi dan rendah emisi. 

“Belum dibahas jadi belum ada komentar,” tutur Sri Mulyani menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Selasa (29/8).

Bahkan menurutnya, pihaknya belum diberi kabar terkait rencana tersebut. Biasanya, kata Sri Mulyani jika memang akan ada rencana subsidi  akan dibahas antara Kementerian/Lembaga terlebih dulu.

Baca Juga: Soal Subsidi Pertamax, Ini Penjelasan Dirjen Migas ESDM

Hal serupa disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Sebelumnya Tutuka menyampaikan pihaknya juga belum membahas terkait wacana pemberian subsidi Pertamax.

“Enggak ada,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji ketika dikonfirmasi mengenai wacana pemberian subsidi Pertamax di Gedung DPR RI, Selasa (29/8).

Tutuka menjelaskan saat ini Indonesia sudah memiliki BBM dengan kadar oktan yang tinggi dan lebih ramah lingkungan, contohnya Pertamax Series. Namun, saat ini memang belum ada aturan yang memaksa masyarakat untuk mengkonsumsi BBM beroktan lebih tinggi sehingga masih sekadar himbauan. 

Saat ini konsumsi BBM masih didominasi dari Pertalite yang standardnya baru pada standard Euro 2. Ke depannya, pemerintah mengupayakan untuk memproduksi BBM lebih ramah lingkungan dengan membangun kilang yang dapat memproduksi BBM berstandard Euro 5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×