kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Soal Rencana Pembentukan Badan Penerimaan Negara, Ini Isyarat Menkeu Purbaya


Senin, 08 September 2025 / 18:32 WIB
Soal Rencana Pembentukan Badan Penerimaan Negara, Ini Isyarat Menkeu Purbaya
ILUSTRASI. Purbaya Yudhi Sadewa saat dilantik menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta (8/9/2025). Terkait rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN), Purbaya mengaku belum ada arahan langsung dari Presiden Prabowo.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani Indrawati, pada Senin (8/9/2025).

Terkait rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN), Purbaya mengaku belum ada arahan langsung dari Presiden Prabowo.

“Belum ada. Kayaknya suka-suka saya. saya tanya, Pak, gimana Pak? (tanya Purabaya ke Presiden) Boleh nggak saya obrak-abrik?,” tutur Purbaya memperagakan gerakan Presiden Prabowo dengan gerakan tangan kedepan, Senin (8/9/2025).

Meski demikian ia menyebut, “Saya nggak tau karena saya baru, itu kode boleh apa nggak?,” ungkapnya menambahkan.

Baca Juga: Kadin: Menjaga Stabilitas Jadi Tugas Utama Menkeu Baru Purbaya Sadewa

Purbaya menambahkan, menurutnya di seluruh negara di dunia, tidak ada Badan khusus Penerimaan Negara yang dipisahkan dari Kementerian Keuangan.

“Kalau kita buat kita sendirian, nanti aneh lagi. Jadi kita akan optimalkan sistem yang ada,” sambungnya.

Ia mengatakan bahwa kelemahan pemimpin baru biasanya adalah membongkar sistem lama untuk kemudian membuat yang baru demi meninggalkan tonggak tersendiri. Namun, ia menegaskan tidak akan mengambil pendekatan seperti itu, melainkan akan mengoptimalkan syarat yang sudah ada agar sistem dapat bekerja dengan optimal.

Purbaya menambahkan, bahwa hal-hal yang sempat terhenti akan dioptimalkan, sementara yang sudah berjalan akan dipercepat. Dengan demikian, sistem yang digunakan bukan mesin baru, melainkan mesin lama yang diperbaiki agar lebih baik kedepannya.

“Ini orang pintar-pintar semua sini,” tandasnya.

Baca Juga: Sepinya IPO Tahun Ini Tekan Bisnis Penjaminan Emisi Sekuritas

Selanjutnya: Nusantara Infrastructure Siap Bangun Tol Cikunir-Ulujami, Investasi Rp 21 Triliun

Menarik Dibaca: Bitcoin cs Rebound, Ini Kripto Top Gainers dan Top Losers 24 Jam Terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×