Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa, sampai saat ini belum ada bukti bahwa mutasi virus Covid-19 yang muncul di Inggris bisa mempengaruhi efektivitas vaksin. Oleh karenanya pengembang vaksin Covid-19 hingga saat ini masih sesuai dengan peta jalan.
Namun Bambang mengingatkan bahwa, Covid-19 merupakan virus yang masih bagian dari virus corona yang artinya sangat dekat dengan virus flu. Virus flu sendiri untuk vaksinnya setiap dua hingga tiga tahun sekali harus dilakukan update, karena mutasi yang masih terjadi.
"Paling tidak sampai mutasi yang terjadi di Inggris ini belum ada ada bukti bahwa strain ini atau varian ini bisa mengganggu efektivitas dari vaksin, jadi pengembangan vaksin tetap on track," jelas Bambang dalam Disku6 Virtual di BNPB pada Kamis (24/12).
Varian baru dari virus Covid-19 yang ada di Inggris disebut memiliki tingkat penularan yang lebih cepat. Maka Bambang menekankan meski belum ditemukan adanya pengaruh varian baru tersebut terhadap vaksin, namun tingkat penularan yang lebih cepat patut diwaspadai.
Baca Juga: Cegah virus corona jenis baru, China stop sementara penerbangan ke dan dari Inggris
Adanya varian baru virus Covid-19 di Inggris membuat beberapa negara mulai membatasi bahkan melarang pergerakan orang dari Inggris ke negaranya. Misalnya China yang memberikan karantina khusus kepada pendatang dari Inggris dan Korea yang mereview kembali bagaimana syarat orang bisa keluar dari karantina khususnya yang baru datang dari Inggris.
"Tentu kita harus sangat waspada. Dengan peningkatan kasus positif dan infeksi yang tinggi kita harus jaga agar varian ini tidak buat keadaan jadi berat," imbuhnya.
Bambang menekankan bahwa, sampai saat ini belum ada bukti bahwa varian baru virus Covid-19 dari Inggris sudah ada Indonesia. Namun ada dua negara tetangga yang sudah kedatangan virus mutasi Covid-19 yang muncul di Inggris yaitu Australia dan Singapura.
"Kasus satu orang disana tapi kita harus mulai hati-hati karena makin dekat dengan kita. Meski belum ada bukti bahwa varian ini akan timbulkan peningkatan keparahan penyakit tapi ini masih perlu bukti informasi dan penelitian lebih lanjut," ujar Bambang.