kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2021, Kontribusi Ekspor Kawasan Ekonomi Khusus Capai Rp 9,43 Triliun


Kamis, 27 Januari 2022 / 11:30 WIB
Sepanjang 2021, Kontribusi Ekspor Kawasan Ekonomi Khusus Capai Rp 9,43 Triliun
ILUSTRASI. Pemandangan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dari atas ketinggian bukit Desa Panyang, Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (3/1/2019). ANTARA FOTO/Rahmad/foc.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencatat nilai ekspor KEK mencapai lebih dari Rp 9 triliun sepanjang tahun 2021. Dewan nasional KEK optimis capaian ekspor tahun ini akan melebihi capaian nilai ekspor tahun 2021.

Plt Sekretaris Dewan Nasional KEK Elen Setiadi menerangkan, komitmen investasi pelaku usaha di 14 KEK mencapai Rp 74,7 triliun. Realisasi investasi pelaku usaha dan badan usaha pembangun dan pengelola (BUPP) sebesar Rp 55,1 triliun.

Tercatat ada 162 pelaku usaha dan total serapan tenaga kerja sebanyak 24.221 orang. “Nilai ekspornya Rp 9,43 triliun,” kata Elen kepada Kontan, Rabu (26/1).

Elen optimis, nilai ekspor KEK pada tahun 2022 akan meningkat dari capaian tahun 2021. Pemerintah berharap KEK menjadi salah satu lokomotif dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja.

Baca Juga: Kemenkeu, Kemenkes dan G20 Sinergi Tangani Pandemi dan Pencegahan Darurat Kesehatan

Lebih lanjut, berdasarkan evaluasi Dewan Nasional KEK, dari 14 KEK, sebanyak 4 KEK telah optimal, 4 KEK belum optimal dan 6 KEK memerlukan perhatian khusus.

Dewan Nasional KEK mengapresiasi KEK yang telah optimal. Dewan Nasional KEK juga mendorong dan mengawal penyelesaian sejumlah permasalahan KEK yang belum optimal. Selain itu, Dewan Nasional juga memberi perhatian khusus pada 6 KEK.

Elen menyebut, sejumlah permasalahan pokok dari 6 KEK yang perlu perhatian khusus. Seperti pembangunan kawasan yang lambat, lemahnya kemampuan menarik investor, dan ada konsorsium BUPP nya tidak satu/tidak solid, misalnya KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).

Meski begitu, pemerintah bersama stakeholder terkait terus berupaya menyelesaikan sejumlah permasalahan tersebut. Elen mencontohkan, KEK Likupang akan dijadikan green KEK dan saat ini tengah dibahas skema financing-nya. Elen menyebut, telah ada sejumlah investor yang tertarik pada KEK Likupang.

Lalu, KEK Sorong. Persoalannya terbilang sulit menarik investor di Indonesia Timur. Meski begitu, Kementerian Investasi nantinya juga akan membantu mendatangkan investor ke KEK Sorong. “KEK MBTK persoalan planning-nya adalah masih menyelesaikan persoalan konsorsium nya, dan tahun ini akan kita ambil kebijakan seperti apa,” ucap Elen.

Baca Juga: BKF Sebut Pengurangan Likuiditas oleh BI Belum Akan Pengaruhi Kinerja APBN

Lebih lanjut Elen optimis 4 KEK baru dapat berkembang dengan baik. Yakni KEK Nongsa, KEK Batam Aero Technic, KEK Lido dan KEK Gresik. Dewan Nasional KEK mencatat, 4 KEK telah mengantongi komitmen investasi sebesar Rp 49 triliun. Realisasi investasi pelaku usaha dan BUPP sebesar Rp 21,6 triliun. “Kita terus melakukan evaluasi. Masing–masing KEK punya rencana bisnis masing – masing dan itu yang coba kita lihat dan kita dorong,” ucap Elen.

Sebagai informasi, berdasarkan evaluasi Dewan Nasional KEK yang telah optimal adalah KEK Galang Batang, KEK Kendal, KEK Mandalika, dan KEK Sei Mangkei. Lalu, KEK yang belum optimal adalah KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Arun Lhokseumawe, dan KEK Tanjung Kelayang.

Sementara KEK yang perlu diberi perhatian khusus adalah KEK Bitung, KEK Sorong, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), KEK Morotai, KEK Singhasari, dan KEK Likupang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×