kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.839   16,00   0,10%
  • IDX 7.219   85,21   1,19%
  • KOMPAS100 1.111   17,23   1,58%
  • LQ45 880   12,36   1,42%
  • ISSI 221   3,98   1,83%
  • IDX30 450   6,74   1,52%
  • IDXHIDIV20 543   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,07   1,65%
  • IDXV30 135   1,66   1,24%
  • IDXQ30 150   1,81   1,23%

Selisih 10%, Prabowo sulit kejar elektabilitas


Sabtu, 21 Juni 2014 / 10:32 WIB
Selisih 10%, Prabowo sulit kejar elektabilitas
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai sulit menyaingi elektabilitas pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pasalnya, selisih suara masih jauh, sementara pemilu semakin dekat.

"Jarak elektabilitas di atas 10% antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Butuh kerja keras untuk bisa menempelnya, apalagi untuk menyalipnya," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari melalui pesan elektronik, Jumat (20/6) malam.

Dari sembilan lembaga survei yang merilis temuannya baru-baru ini, menurut Qodari, ada tujuh lembaga yang menempatkan Jokowi-JK unggul dalam kisaran 10%. Tujuh lembaga survei itu adalah Lingkaran Survei Indonesia, Soegeng Sarjadi School of Government, Populi Center, Cyrus Network, Alvara Research, PolTracking Institue, dan IndoBarometer.

Adapun dua lembaga survei yang menempatkan Prabowo-Hatta unggul adalah Pusat Data Bersatu dan Lembaga Survei Nasional. Terkait hasil survei yang beragam itu, Qodari meminta masyarakat untuk melihat rekam jejak setiap lembaga survei tersebut.

"Soal belakangan ini ada yang berbeda, silahkan dilihat track record dari lembaga surveinya untuk melihat akurasinya. Kalau kemudian pasangan Jokowi-JK dikatakan unggul oleh tujuh lembaga survei dan sejauh ini punya track record yang kredibel, berarti memang sejauh ini yang unggul adalah Jokowi-JK,” kata Qodari.

Menurut Qodari, tidak akan ada perubahan signifikan terhadap elektabilitas kedua pasangan hingga hari pemungutan suara pemilu presiden, 9 Juli 2014. Dia mengatakan, peluang yang masih tersisa hanyalah berebut suara pemilih mengambang. "Tetapi dalam politik ya bisa saja, tetapi itu perbandingannya satu di antara 20,” pungkasnya. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×