Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: telah terjadi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Juli 2013. Jumlah turis asing yang datang hanya 717.800 atauĀ turun sebesar 9,09% dibandingkan dengan bulan Juni 2013 yang mencapai 789.500. Penurunan ini terjadi di sebagian besar pintu masuk dengan persentase tertinggi terjadi di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Di Kota Kembang ini, penurunan kunjungan turis asing mencapai 53,53%.
Namun, jika dibandingkan periode sama tahun 2012 lalu, jumlah kunjungan wisman Juli 2013 ini naik 2,37%. Di bulan Juli 2012 jumlah wisman mencapai 701.200 orang. "Secara kumulatif (Januari-Juli) 2013, jumlah kunjungan wisman mencapai 48,7 juta kunjungan atau naik 6,44% dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Kepala BPS, Senin (2/9).
Kenaikan jumlah wisman terbanyak berdasarkan 19 pintu masuk utama masih diduduki oleh Bandara Ngurah Rai Bali denganĀ 297.700 pengunjung. Total kunjungan pintu masuk di 19 pintu utama sendiri mencapai 681.000 atau turun 9,38% dibanding bulan sebelumnya.
Bali memang menjadi primadona para turis asing. Tak heran apabila, bulan Juli lalu, jumlah kunjungan ke Pulau Dewata naik 9,71% dibanding Juli 2012 dan naik 8,09% dibanding Juni 2013.
Jika kita tengok negara asalnya, dari 717.800 wisman yang datang ke Indonesia di bulan Juli 2013, wisman berkebangsaan Australia menjadi wisman dengan kunjungan terbanyak yakni 12,53%. Diikuti oleh Singapura 12,23%, China 10,98%, Malaysia 10,03%, dan Jepang 5,77%.
Akibat menurunnya kunjungan wisman, tingkat hunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Juli rata-rata hanya 51,20% atau turun 1,12 poin dibandingkan TPK Juli 2012.
Penurunan jumlah wisman ini diakui oleh Deputi Sekretaris Jenderal BPP Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Carla Parengkuan. Penyebabnya adalah masa puasa dan lebaran yang terjadi pada Juli. Kondisi yang musiman ini menyebabkan jumlah wisawatawan berkurang. Selain itu, para wisman beberapa negara yang memang memperketat biaya liburan jarak jauh dan mengganti tujuan wisata di sekitar Eropa atau ke China sebagai destinasi wisata menarik yang baru.
Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Grahawita Santika Guido Andriano juga mengakui ada penurunan. "Secara keseluruhan menurun karena dari waktunya, yaitu menjelang lebaran dan puasa," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News