kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sektor tambang tak akan dongkrak ULN 2017


Senin, 19 Desember 2016 / 22:50 WIB
Sektor tambang tak akan dongkrak ULN 2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh positif tahun depan. Selain karena peningkatan ULN publik, ULN swasta juga diperkirakan akan tumbuh positif setelah mencatat negatif sejak tahun lalu. Namun, pertumbuhan ULN swasta ke depan diperkirakan masih tipis.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, sektor swasta penarik ULN terbesar saat ini masih diduduki oleh sektor tambang, sektor pelayaran dan sektor perikanan. Menurutnya, selama ketiga sektor tersebut tidak melalukan ekspansi, maka ULN akan terus terkontraksi.

Lana mengatakan, saat ini sektor tambang memang tengah bangkit. Namun hal tersebut lebih didorong oleh kenaikan harga komoditas. Sementara volume ekspor komdoitas tersebut masih stagnan sejalan dengan masih stagnannya permintaan global.

"Mereka akan menikmati kenaikan harga tersebut, tetapi tidak membuat mereka melakukan ekspansi. Bahkan di tahun depan mereka cenderung membayar karena punya pendapatan lebih dari kenaikan harga itu," kata Lana saat dihubungi KONTAN, Senin (19/12).

Lana menganalisa, ULN oleh sektor manufaktur berpotensi meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik. Namun peningkatan ULN sektor manufaktur tak signifikan mendorong ULN swatsa secara keseluruhan. "Kalau swasta, kalaupun naik hanya tipis," tambahnya.

Sementara itu, ULN pemerintah tahun depan diperkirakan masih akan mengalami peningkatan. Hal tersebut sejalan dengan rencana pemerintah yang masih akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan ULN Indonesia pada Oktober 2016 tumbuh 6,7% year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 yang sebesar 7,8% (yoy).

Adapun posisi ULN per akhir Oktober lalu tercatat sebesar US$ 323,2 miliar atau turun tipis dibanding poisisi akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 325,3 miliar.

Perlambatan pertumbuhan ini didorong oleh perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta. BI mencatat, ULN sektor publik tumbuh melambat menjadi 17,0% YoY dari 20,8% YoY pada bulan September 2016. Sementara itu, ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 1,7% YoY, setelah pada September 2016 turun sebesar 2,7% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×