Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi
BALI. Rumitnya pengajuan kredit usaha rakyat (KUR) mencuat dalam rapat kerja nasional (Rakernas) di Istana Tampak Siring, Bali. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun langsung turun tangan mengatasi persoalan program prorakyat yang menjadi materi pembahasan pada kelompk kerja (Pokja) itu II .
Sebab, saat meninjau rapat pokja II, Presiden menemukan perbedaan pendapat mengenai KUR. Salah satunya perbedaan pandangan mengenai suku bunga KUR. “Ada yang mengatakan bunga KUR terlalu tinggi, ada yang mengatakan sudah pas, kalau terlalu rendah bank rugi,” ujarnya saat berkunjung Media Center di lingkungan Istana Tampak Siring, Selasa (20/4)
Lantas, SBY mengundang tiga direktur utama (dirut) bank BUMN yaitu BNI, Mandiri, dan BRI untuk hadir dalam rapat pokja II. Sebenarnya, ketiga dirut itu sedang mengikuti sesi pokja III yang membahas soal ekonomi dan dunia usaha. “Yang jelas ada masalah yang harus dipecahkan, yang jelas ada tujuan yang bagus untuk mengurangi kemiskinan,” kata SBY.
SBY menambahkan, upaya mengurangi kemiskinan itu melalui antara lain meningkatkan pendapatan rumah tangga yang tentu bisa dicapai dengan mengembangkan usaha kecil dan mikro lewat skema KUR yang jaminannya ditanggung pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News