CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

SBY sedih lihat pelajar Indonesia jadi ekstremis


Rabu, 24 Juli 2013 / 00:01 WIB
SBY sedih lihat pelajar Indonesia jadi ekstremis
ILUSTRASI. Pesawat tempur Rusia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaruh perhatian serius terhadap pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, khususnya di Timur Tengah. Pasalnya, dari pengalaman selama ini, sebagian pelajar justru tidak menimba ilmu dengan benar, tapi memproduksi ekstremisme baru di Indonesia.

"Di Yaman itu, sebagian dari anak-anak kita bahkan ikut bertempur. Sedih sekali saya. Mestinya belajar Islam itu jangan ikut-ikutan politik di negara itu. Jika demikian pelajar kita tidak menimba ilmu, tapi justru memproduksi ekstremisme baru di Indonesia," ujar SBY, Selasa (23/7).

Karena itu, saat ini, pemerintah sangat selektif dalam memberikan visa atau mengurus visa bagi pelajar yang akan masuk perguruan tinggi yang dinilai sangat ekstrem. Padahal orang tua di Indonesia berharap anaknya bisa memperoleh ilmu dan kelak menjadi cendekiawan muslim di Indonesia. Namun jika yang dibawa justru ekstremisme dan tiba-tiba menjadi pembom bunuh diri, maka sedihlah orang tua.

Karena itu, Presiden meminta agar perguruan tinggi di Indonesia, khususnya perguruan tinggi Islam untuk meningkatkan kualitas. Dengan demikian, tidak perlu lagi bagi generasi muda bangsa ini menimba ilmu di luar negeri, tapi cukup di dalam negeri saja. SBY juga meminta agar para pimpinan perguruan tinggi mengikuti program deradikalisasi. Sehingga tidak melahirkan generasi yang ekstrem dan menyusahkan rakyat Indonesia jika bom bunuh diri terjadi di mana-mana.

Pada kesempatan itu juga, SBY mengimbau para ulama mencegah berkembangnya esktremisme di Indonesia. Ia meminta agar para ulama dan cendekiawan muslim fokus menanamkan nilai-nilai keagamaan yang benar kepada generasi bangsa ini. Di sisi lain, SBY juga meminta agar sebaiknya, para ulama tidak terlibat dalam politik, meskipun itu tidak dilarang. 

"Kami bersyukur kalau para ulama lebih mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk menegakkan ajaran Islam. Di banyak kesempatan saya katakan bimbinglah, ajarilah berikan teladan kepada mereka untuk menjadi umat yang baik, agama Islam betul-betul menjadi contoh teladan bagi kita semua," ujar Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×