Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin rapat terbatas (Ratas) untuk merespons pelemahan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Presiden, Jumat (23/8) pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan pantauan KONTAN, Presiden SBY mengundang sejumlah pejabat penting negara dan para pengusaha untuk hadir dalam rapat terbatas tersebut.
Dari pejabat pemerintah, Ratas tersebut dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Sementara dari kalangan pengusaha yang hadi di Ratas, antara lain, Ketua Apindo Sofjan Wanandi, Piter Godan, Rahmat Gobel dan sejumlah perwakilan pengusaha lainnya.
Dalam pengantarnya di Ratas, SBY mengatakan, perlu adanya sinergi antara pemerintah dengan dunia usaha untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah dan melorotnya IHSG.
"Kita dapat bertemu kembali untuk menyerahkan dan mensinergikan langkah dan upaya kita untuk bersama-sama mengatasi gejolak perekonomian yang terjadi sekarang ini. Lihat saudara-saudara ketika Indonesia juga terdampak oleh krisis ekonomi global tahun 2008 dengan kebersamaan dan kerja sama, kita bisa meminimalkan dampak krisis," tutur SBY.
Dalam kesempatan itu, SBY mengajak semua pihak untuk mengelola perekonomian secara bersama-sama. Ia menegaskan, ada dua faktor utama yang menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami krisis.
Pertama adalah faktor eksternal dan kedua ada faktor internal atau regional. Karena itu, solusinya perlu menyentuh kedua persoalan tersebut di atas, baik yang regional maupun yang global.
SBY juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang rapat maraton selama enam hari enam malam. Termasuk di dalamnya ada pertemuan dengan dunia usaha baik itu Apindo, Kadin dan pemimpin bisnis.
Sebelumnya agenda Ratas pagi ini tidak ada dalam agenda resmi Presiden yang dapat diliput langsung awak media. Namun tiba-tiba, ada perubahan kebijakan dan awak media diizinkan meliput pembukaan Ratas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News