kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

SBY: Pangan tidak turun, tapi konsumsi yang naik


Rabu, 30 April 2014 / 13:36 WIB
SBY: Pangan tidak turun, tapi konsumsi yang naik
ILUSTRASI. Tenaga medis menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis keempat atau penunjang (booster) kedua pada seorang warga lansia


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah anggapan yang menilai di bawah kepemimpinannya ketahanan pangan Indonesia memburuk. Menurut SBY pemahaman yang keliru itu diantaranya anggapan produksi pangan yang selalu menurut.

Justru kata SBY, produksi pangan selalu meningkat baik jagung, padi, gula dan daging. "Memang terkesan selalu berkurang, karena pertumbuhan konsumsi masyarakat," ujar SBY, dalam sambutannya pada acara pembukaan Musrenbangnas 2014, Rabu (30/4).

Menurutnya, permintaan yang terus meningkat tersebut sulit untuk dicegah. Sebab tingkat konsumsi masyarakat meningkat. Terutama konsumsi masyarakat kelas menengah.

Untuk itu, SBY meminta kepada pemerintahan berikutnya untuk terus meningkatkan produksi pangan nasional. Hal itu untuk mengimbangi pertumbuhan konsumsi pangan.

Sementara itu, SBY mengaku memang tidak semua kebutuhan pangan produksinya tumbuh. Komoditas yang produksinya terbilang buruk adalah produksi kedelai.

Minimnya produksi kedelai dikarenakan minimnya minat petani memproduksi kedelai. Karena komoditas pangan tersebut dianggap tidak menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×