kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

SBY memimpin komando langsung program ambisius MP3EI


Jumat, 27 Mei 2011 / 11:11 WIB
ILUSTRASI. 4 Tips agar sukses mendapat kerja tidak sesuai jurusan kuliah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung memimpin program ambisius Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono ditunjuk selaku Wakil Ketua dan Menteri koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa selaku Ketua Harian. "Tugas utamanya memantau dan mengawasi implementasi dari masterplan kita," kata SBY saat meresmikan MP3EI, Jumat (27/5).

SBY sendiri telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pembentukan Komite Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia 2025 (KP3EI). Ini sekaligus menandai MP3EI sebagai dokumen strategis dan dapat terimplementasi.

Program MP3EI yang diharapkan bisa mengundang investasi senilai Rp 4.000 triliun. Dalam peluncuran MP3EI ditandai dengan dimulainya proyek-proyek groundbreaking yang pencanangannya akan dipusatkan pada empat lokasi, yaitu Sei Mangke Sumatera Utara, Cilegon Jawa Barat, Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika Papua dengan pembangunan 17 proyek besar.

SBY mengungkapkan ada lima penyakit yang dapat menggagalkan implementasi MP3EI. Pertama, jika pemerintah pusat, utamanya birokrasi lamban dan tidak sejalan dengan apa yang ingin kita capai dari masterplan ini. Kedua jika Pemda, karena ada kepentingan sendiri tidak memperlancar dan cenderung menghambat.

Ketiga, jika investor dan dunia usaha ingkar janji dan gagal memenuhi komitmen rencananya. Keempat, jika kita sudah tahu ada sejumlah regulasi yang menghambat, kemudian kita tidak segera memperbaikinya. Kelima, jika ada kepentingan dan proses politik tertentu yang tidak sehat. "Mari kita berantas penyakit-penyakit itu, cegah hal-hal itu untuk tidak terjadi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×