Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meskipun dianggap sebagai figur sentral dalam partai dan calon kuat ketua umum periode berikutnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono belum tentu dapat mendongkrak perolehan suara partai pada Pemilu 2019. Keberadaan SBY diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai.
"Dulu figur SBY menyalip elektabilitas Partai Demokrat. Partai Demokrat kini terkena tsunami dahsyat, artinya elektabilitas SBY sudah klimaks," kata pengamat politik dari IndoStrategi, Pangi Syarwi Chaniago, Senin (11/5).
Menurut Pangi, Demokrat seharusnya menyiapkan figur baru pengganti SBY. Dengan begitu, bisa terjadi regenerasi di partai. Jika dipilih dengan baik, kata Pangi, maka sosok pemimpin baru Demokrat dapat meningkatkan suara partai berlogo segitiga mercy itu.
"Rakyat bosan dan jenuh dengan figur lama, seperti sosok SBY. Bisa saja hasilnya berbeda ketika muncul sosok atau figur yang bisa menggantikan popularitas SBY di Demokrat," ucap dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Pangi menilai wajar apabila Demokrat tetap mempertahankan SBY sebagai ketua umum. Hal itu karena SBY dianggap sebagai tokoh sentral yang bisa mempersatukan internal.
Namun, Pangi menilai bahwa tokoh sentral belum tentu bisa selalu meningkatkan suara partai. Kemenangan Demokrat pada Pemilu 2019, kata Pangi, sangat ditentukan oleh mesin dan kaderisasi partai, tidak lagi bergantung pada "SBY Effect".
"Partai Demokrat harus mulai bergeser menjadi partai modern yang tidak lagi bergantung pada figur tokoh sentral," ujarnya.
Kongres IV Partai Demokrat sudah mulai berlangsung pada hari ini hingga Rabu (13/5/2015) di Hotel Shangri-La, Surabaya. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam kongres tersebut. (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News