Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hari ini, Senin (19/8), per pukul 15.58, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi Rp 10.569. Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar ini masih sesuai dengan nilai tukar fundamental BI.
Deputi Gubernur PI Perry Warjiyo mengungkapkan tiga hal berkaitan dengan melemahnya rupiah hari ini. Pertama, kondisi rupiah masih mengikuti perkembangan regional yang ada.
Kedua, hari ini semua nilai mata uang terdepresiasi sebagai respon atas apa yang terjadi di pasar keuangan.
"Untuk rupiah ini juga merespon sebenarnya kondisi current account yang kemarin kami umumkan itu," ujar Perry di Jakarta, Senin (18/8).
Asal tahu saja, BI mengumumkan defisit current account atawa neraca transaksi berjalan pada triwulan II sebesar US$ 9,8 miliar atau melonjak dari sebelumnya pada triwulan I sebesar US$ 5,8 miliar.
Kondisi defisit transaksi berjalan yang disinyalir akan membaik alias mengempis pada kuartal III dan IV mendatang diharapkan dapat membuat nilai tukar rupiah menguat.
Oleh sebab itu, dalam hal ini sebagai point ketiga, BI akan tetap memonitor market untuk stabilisasi rupiah. Yang perlu dicatat adalah stabilisasi rupiah dijaga agar sesuai dengan fundamental.
Sejalan dengan BI, Menteri Keuangan Chatib Basri berpendapat, bahwa nilai tukar rupiah yang melemah ini masih dalam tahap aman.
"Gak apa-apa. Kalau soal aman, Anda mesti bandingkan dengan mata uang negara lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News