kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Rupiah loyo, defisit anggaran 2014 akan membengkak


Rabu, 27 November 2013 / 14:52 WIB
Rupiah loyo, defisit anggaran 2014 akan membengkak
ILUSTRASI. Link Mental Age Test Bahasa Indonesia di arealme.com dan Cara Mainnya .


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rupiah terus mengalami pelemahan hingga menembus level 11.800. Ini akan memberatkan pemerintah dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi sekarang ini akan berdampak besar pada dua hal, yakni belanja modal dan impor migas. Belanja modal yang sebagian besar bersubstitusi impor berpengaruh signifikan pada pembengkakan anggaran.

Begitu pula dengan impor migas yang notabene konsumsi masyarakat masih tinggi dengan pesatnya penjualan kendaraan bermotor. Menurut David, nilai tukar rupiah yang berada di bawah 12.000 masih dapat dikompensasi dengan harga minyak dunia yang stabil dan asumsi produksi minyak dunia yang meningkat tahun depan.

Sementara, kalau sudah melewati ambang 12.000 maka akan berpotensi pada pembengkakan defisit anggaran dalam APBN 2014 yang dipagu 1,69% dari PDB. "Bisa saja mencapai 2%," ujarnya. Karena, seperti yang diungkapkan pemerintah bahwa pelemahan setiap 100 rupiah akan terjadi pembengkakan anggaran sekitar Rp 1 triliun. Kalau pelemahan mencapai 1.000 rupiah maka pembengkakan yang terjadi mencapai Rp 10 triliun.

Terlebih dari sisi penerimaan akan ada penurunan dengan adanya pelemahan. Rupiah di atas 12.000 akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi turun berarti penerimaan pajak juga turun.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko melihat kalau pelemahan rupiah di level 11.800 ini terus terjadi hingga akhir tahun, maka dampaknya akan besar terjadi di APBN 2014. Dari sisi pengeluaran baik pembiayaan impor dan utang luar negeri akan melonjak naik.

Kemungkinan pelemahan rupiah ini yang terjadi sekarang ini sangat mungkin berlanjut hingga triwulan I 2014. Maka dari itu, defisit anggaran bisa melonjak keluar dari target.

"Karena dengan pelemahan kita akan juga mengganggu realisasi pendapatan," pungkas Prasetyantoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×