Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ketidakstabilan politik masih terjadi. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menetapkan presiden terpilih menjadi perhatian investor dan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.
Ekonom Senior Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan dari sejak awal bulan sentimen yang menentukan rupiah lebih pada sentimen lokal. Investor memiliki kekhawatiran mengenai ketidakpastian politik tanah air.
Adanya gugatan hasil pemilihan presiden (pilpres) yang dilakukan pasangan nomor urut pertama Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyebabkan rupiah mengalami fluktuatif dan bahkan cenderung melemah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), posisi rupiah Kamis (7/8) berada pada posisi 11.756 per dolar Amerika Serikat (AS).
Hari sebelumnya rupiah sedikit menguat pada level 11.733. "Paling tidak rupiah akan terus bergerak hingga MK mengambil keputusan," ujar Fauzi ketika dihubungi KONTAN di Jakarta, Kamis (7/8).
Apalagi terjadi outflow atawa arus dana kelaur dari lantai bursa sebesar Rp 1 triliun. Karena itu, dalam waktu dekat ini rupiah akan bergerak pada kisaran 11.600-11.800. Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan adanya outflow dalam investasi portofolio saat ini masih dalam batasan yang normal.
BI mencatat, adanya inflow dari Januari-Juli lebih dari Rp 140 triliun. Ini sebagai bukti investor masih nyaman untuk masuk ke pasar investasi tanah air.
Pergerakan rupiah yang terjadi belakangan ini, diakui Agus, merupakan hasil dari kekhawatiran kondisi default di Argentina serta perkembangan geo politik Timur Tengah. "Namun secara umum supply dan demand sekarang ini menunjukkan kondisi yang efisien," terangnya.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro melihat pergerakan rupiah dan adanya outflow lebih disebabkan adanya kekhawatiran suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed yang bakal dinaikkan lebih cepat. Spekulasi beredar dan rupiah pun bergejolak.
Hal tersebut, menurut Bambang, adalah hal yang wajar. Rupiah akan bergerak membaik lagi hingga ada sentimen positif dari dalam negeri sendiri seperti data defisit transaksi berjalan dan neraca dagang yang membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News