Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) merintis kerjasama perdagangan dengan pengusaha asal Jepang yang tergabung dalam Japan Foreign Traders Association (Jafta). Lewat penjajakan ini, pemerintah meminta pengusaha Jepang bisa memberikan akses ke pasar negara Sakura itu untuk tiga produk yaitu furniture, fashion, makanan dan minuman.
Gatot Prasetyo Adjie, Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kemdag mengatakan, pertemuan dengan Jafta masih sebatas saling tukar informasi dan belum ada kesepakatan kerjasama.
Dalam pertemuan yang digelar Kemdag, kemarin, pihak Indonesia mengikutsertakan tiga pengusaha dari sektor furniture dan rumput laut. Sedangkan, Jafta menghadirkan 23 pengusaha dari berbagai bidang seperti komponen otomotif, rumput laut dan produk teknologi kreatif.
Menurut Gatot, setelah terjalin kesepakatan kerjasama, Kemdag berharap produk yang akan dipasarkan bisa menyesuaikan dengan peraturan perdagangan di Jepang. “Produk kopi Vietnam di Jepang misalnya, mengungguli produk dari negara Asia Tenggara lainnya, sehingga Indonesia harus bisa menyalip Vietnam,” harapnya.
Gatot optimistis, produk Indonesia bisa menembus pasar Jepang karena kerjasama bilateral selama ini sudah terjalin erat. "Kerjasama dengan Jafta kemungkinan akan tercapai kesepakatan awal tahun 2013," ungkapnya.
Nah, implementasi dari kemitraan ini diharapkan terealisasi dalam tiga tahun kemudian atau tahun 2016. “Dengan kerjasama ini harapannya bisa meningkatkan aktivitas ekspor dalam negeri," imbuhnya.
Noritada Ito, Kepala Delegasi Jafta mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup pesat menjadi pertimbangan Jafta menjajaki kerjasama perdagangan. "Situasi politik yang stabil juga mendorong pengusaha Jepang mau berinvestasi di Indonesia,” kata dia.
Menurut Noritada, sekitar 23 pengusaha dari Jepang tertarik berinvestasi di Indonesia. Namun, Jafta terlebih dahulu perlu menggali informasi lebih jauh untuk memastikan produk apa yang bisa dikembangkan di Indonesia dan membawa produk lokal Indonesia ke Jepang. "Ada yang tertarik pada sektor otomotif karena potensi penjualan mobil di sini bisa mencapai 1 juta unit tahun ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News