Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Negosiasi ulang terkait melebarnya defisit perdagangan antara Indonesia dengan China dalam ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA), harus melalui restu negara-negara ASEAN.
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu mengatakan, dari negara-negara besar di ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina, hanya Indonesia yang mengalami defisit perdagangan dengan China.
Malaysia misalnya, dengan adanya ACFTA mencatatkan surplus yang sangat tinggi dengan China. Filipina juga mengalami hal yang sama. Jadi tidak mungkin renegosiasi untuk ACFTA dilakukan sendiri oleh pemerintah Indonesia. Karena secara otomatis, negara-negara di ASEAN tidak akan setuju. “Bagaimana mungkin negara-negara di ASEAN renegosiasi ulang AC-FTA, karena mayoritas negara ASEAN diuntungkan,” kata Anggito Abimanyu, Senin, (2/5).
Secara umum kata Anggito, ACFTA awalnya untuk membangun jaringan, walaupun konvensinya itu berdagang bilateral, tapi manfaatnya multilateral. Jadi tidak bisa perdagangan itu kata Anggito dilihat dengan satu negara saja. Karena dengan negara lain seperti dengan Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina, Indonesia masih surplus.
“Jika negara ASEAN tidak menyetujui renegosiasi AC-FTA, maka pemerintah Indonesia bisa mengajukan pendekatan bilateral dengan Pemerintah China,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News