kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relawan Jokowi Tanggapi Tindakan Komisaris BUMN Bersaksi di Kasus Munarman


Kamis, 24 Februari 2022 / 21:00 WIB
Relawan Jokowi Tanggapi Tindakan Komisaris BUMN Bersaksi di Kasus Munarman


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tindakan Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer yang menjadi saksi meringankan bagi mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman dinilai telah mencoreng pemerintah. Immanuel Ebenezer diketahui adalah komisaris di perusahaan BUMN.

Apalagi, pemerintah sudah tegas, bahwa setiap tindakan terorisme perlu dihukum dengan tegas dan tidak bisa dibiarkan semakin tumbuh di masyarakat.

Kritikan tersebut disampaikan Relawan Jokowi yang juga pegiat media sosial Ninoy Karundeng.

Baca Juga: Sejumlah tokoh deklarasikan Front Persatuan Islam setelah FPI dibubarkan

“Erick Thohir harus membayar mahal. Jokowi tentu kecut melihat anak emasnya, atau malah bangga, komisaris BUMN, menjadi pembela teroris Munarman. Perlu diketahui, Munarman inilah yang melatih, komandan dari 6 teroris yang tewas karena melawan aparat di KM 50,” tulis Ninoy yang dishare ke media, dikutip pada Kamis (24/2/2012).

Bahkan, ia mengibaratkan pembela teroris dapat ditafsirkan sebagai bagian dari teroris itu sendiri.

Menurut Ninoy, fakta tentang keterlibatan Munarman dalam jaringan teroris, undoubtable, dan proven. Menjadi saksi meringankan karena alasan Jokowers harus pemaaf tidak bisa dibenarkan.

“Menjadi saksi meringankan Munarman, dengan alasan Jokower harus pemaaf adalah alasan yang salah besar. Teroris tidak perlu dibela. Dan, Jokower seperti saya tak akan pernah memaafkan teroris. Teroris harus ditumpas,” tegasnya.

Bagi Ninoy, sikap Immanuel tersebut juga dipastikan akan membuka kedok kehancuran bagi Jokowers, jika Noel membawa nama Jokowers.

Menurut Ninoy, kekejaman teroris yang menghancurkan gereja, hotel, vihara, bahkan serangan ke Mako Brimob dengan menggorok aparat keamanan, pemboman di Bali, Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, dan sebagainya adalah kekejaman tak terperikan.




TERBARU

[X]
×