Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis bahwa penambahan likuiditas Rp 200 triliun ke sistem perbankan menjadi salah satu cara efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ia menilai, kebijakan tersebut mampu menggerakkan sisi permintaan dan penawaran sekaligus, tanpa menimbulkan risiko inflasi berlebih dalam jangka pendek.
"Kalau kita lihat dari pengalaman tahun 2021 sama waktu itu juga kreditnya masih lemah kan. Waktu itu pemerintah tambah uang ke sistem kreditnya bisa tumbuh juga," ujar Purbaya kepada awak media di Jakarta, Selasa (19/6/2025).
Menurut Purbaya, penambahan uang di sistem perbankan akan meningkatkan likuiditas perbankan. Hal itu otomatis membuat bunga pinjaman menurun.
Baca Juga: Besok! Purbaya Mulai Guyurkan Rp 200 Triliun ke Bank Himbara
Purbaya menjelaskan, kondisi tersebut akan mengubah perilaku masyarakat dan dunia usaha. Menurutnya, rumah tangga yang sebelumnya menyimpan dana di bank, akan terdorong untuk membelanjakan uangnya.
"Akibatnya tadi kalau bunga turun masyarakat yang tadinya suka simpan uang di bank mulai belanja," katanya
Sementara, perusahaan yang tadinya ragu, akan lebih berani meminjam ke bank seiring bunga yang turun. "Artinya sisi demand dan supply akan tumbuh berbarengan," terang Menkeu.
Menkeu menepis kekhawatiran bahwa kebijakan injeksi dana ke sistem perbankan akan langsung menimbulkan inflasi. Ia menegaskan, selama ekonomi masih lesu, tambahan likuiditas akan terserap pasar.
Baca Juga: Menkeu Purbaya: Suntikan Dana Rp 200 Triliun ke Himbara Bisa untuk Kopdes Merah Putih
"Ini kan kita kemarin lesu ekonominya dengan adanya itu pasti akan diserap sistem dan belum akan menimbulkan inflasi sampai mungkin beberapa tahun ke depan sampai pertumbuhan ekonomi kita di atas 6,5%-6,7%," pungkasnya.
Selanjutnya: Inilah 10 Nama Calon Hakim Agung Disetujui DPR, Cek Gaji & Tunjangan Hakim Agung 2025
Menarik Dibaca: Riset OCBC FFI 2025: Generasi Muda yang Punya Dana Darurat Turun Jadi 19%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News