Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah akan menempuh langkah secara hati-hati dalam menangani shadow economy atau ekonomi bawah tanah (underground economy). Menurutnya, upaya membawa aktivitas ekonomi informal ke sistem formal memerlukan perencanaan matang agar tidak menimbulkan distorsi baru.
“Pada dasarnya gini, kita akan coba bawa itu ke ekonomi yang enggak underground lagi dengan berbagai langkah nanti,” ujar Purbaya dalam acara Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jumat (10/10).
Baca Juga: Menkeu Purbaya Tegaskan Tak Dukung Program Tax Amnesty Berulang
Meski begitu, Purbaya mengingatkan bahwa persoalan shadow economy bukanlah hal baru. Aktivitas ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan berbagai kebijakan yang pernah dijalankan sebelumnya belum memberikan hasil yang jelas. Karena itu, ia menegaskan pemerintah tidak akan terburu-buru mengambil langkah baru sebelum melakukan evaluasi mendalam.
“Kalau saya lihat itu kan sudah puluhan tahun di sini dan katanya udah ada langkah-langkah selama ini tanpa dampaknya enggak jelas juga. Jadi saya akan hati-hati merespons pertanyaan itu apakah kita bisa tangkap ke depan, saya belum tahu, saya akan lihat dulu,” jelasnya.
Purbaya menilai banyak estimasi mengenai potensi shadow economy yang beredar di publik kerap tidak akurat. Menurutnya, secara logika, kegiatan dengan istilah ekonomi bawah tanah ini, sulit diukur karena memang tidak tercatat dalam sistem ekonomi resmi.
“Banyak pernyataan tentang itu, banyak yang bilang untungnya ini sekian itu, saya enggak percaya hitungannya. Karena namanya underground, pasti enggak bisa dihitung. Jadi kemudian hitungan mereka salah total,” tegasnya.
Ia menambahkan, langkah pemerintah dalam mengatasi shadow economy akan difokuskan pada upaya memperkuat pelacakan dan pencatatan ekonomi nasional terlebih dahulu. Namun, Purbaya menegaskan, pemerintah tidak akan berasumsi bahwa sektor bawah tanah ini bisa segera masuk ke sistem ekonomi formal dalam waktu dekat.
“Jadi saya akan hati-hati, jadi saya enggak akan asumsikan itu bisa masuk ke ekonomi kita tiba-tiba dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Baca Juga: Gara-Gara Trump vs Xi Jinping, Harga Bitcoin Terjun Bebas ke US$ 108.000
Selanjutnya: Wakil Ketua MPR Ingatkan Pemerintah Jangan Terpaksa Impor Etanol untuk BBM
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Sheet Mask untuk Kulit dan Kecantikan, Pakai dengan Cara Tepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News