kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT INTI kekurangan dana Rp 2 triliun


Kamis, 23 Januari 2014 / 20:10 WIB
PT INTI kekurangan dana Rp 2 triliun
ILUSTRASI. Pabrik pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF).


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Program pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) akan mundur dari target yang dijadwalkan pada Juli 2014. Hingga saat ini, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI, sedang kesulitan masalah keuangan, sehingga program ini hanya akan berjalan di Jakarta.

Suhartoko, Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina menyampaikan situasi yang terjadi saat ini INTI sedang mengalami krisis kepercayaan dari para penyedia pinjaman dari perbankan, sebab mereka tahu INTI sedang mengalami kerugian. Sekarang ini, PT INTI sedang melakukan proses permintaan penambahan dana.

"Kalau dana tidak ditambah, maka INTI hanya menyelesaikan proyek RFID di Jakarta saja. Ini seperti simalakama ya, karena kalau tidak diteruskan harus tender ulang," kata Suhartoko pada KONTAN, Rabu (23/1). 

Andai mau diteruskan, Pertamina harus memberi kebutuhan ini pada PT INTI. Suhartoko bilang, kebutuhan PT INTI Rp 2 triliun. "Saat ini mereka sangat kewalahan, sebab aset INTI saja hanya Rp 800 milyar, " kata dia.

Kementrian Keuangan sebelumnya sudah menduga proyek ini mundur dari jadwal. Namun Suhartoko yakin, proyek ini bisa berjalan di tahun 2014. Pasokan alat sebanyak 100 juta unit ini dilaksanakan kalau INTI sudah mendapat kepastian dana yang aman. Kebutuhan alat di Jakarta sekitar 5 juta unit.

Suhartoko bilang, saat ini bank menilai, pinjaman dan tingkat bunganya belum sebanding dengan keuntungan dari PT INTI. "Jadi sampai saat ini belum ada bank yang mau mendanai. Tadinya, BRI dari awal rencana sangat mendukung penuh, sekarang ketika BRI menilai situasi sekarang mereka jadi mundur, " kata dia

Sementara itu, Endang Yuliawaty, Sekretaris Perusahaan INTI enggan membenarkan jika INTI sedang kekurangan dana untuk program pemasangan RFID. Katanya selama ini INTI mendanai 100% program ini, mulai dari teknologi dan pemasangannya. "Untuk urusan keuangan, saya tidak bisa bilang secara rinci. Itu ada hitungannya sendiri. Tapi ini terus jalan, sekarang hanya tertunda karena banjir, " kata Endang, Rabu (23/01).

Untuk saat ini pemasangan alat RFID memang terhenti karena banjir. Namun, ia meyakinkan program ini akan terus berjalan dan tidak akan berhenti. "Kalau jumlah pasokan alat RFID untuk SPBU tidak ada batasan," kata Endang.

Dia bilang, saat ini pemasangan RFID berada di ruangan terbuka seperti di kawasan Ancol, Taman Mini, dan Kemayoran. Area lebih luas memungkinkan menampung banyak mobil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×