Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) tuntas tahun depan. Hingga saat ini, pengerjaan proyek yang dimulai sejak 2003 silam telah mencapai 23,5 kilometer dengan lebar 75 meter hingga 100 meter.
Pelaksana Pengelolaan Sumber Daya Air Ciliwung Cisadane Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Parno mengungkapkan, pengerjaan proyek itu masih terganjal beberapa persoalan seperti ganti rugi pembebasan lahan. Parno beralasan dana pembebasan ganti rugi yang sejatinya sudah ada dialihkan untuk normalisasi tanah.
Selain itu, pengerjaan BKT terhambat karena sampah. Parno bilang, kawasan BKT belakangan justru dimanfaatkan warga sebagai tempat pembuangan sampah. Wilayah Cipinang Besar Selatan merupakan kawasan BKT yang tertinggi volume sampahnya. "Sekarang belum ada ketentuan pengelolaan sampah ditangani siapa. Namun, untuk sementara BBWSCC yang akan membersihkan," ujar Parno.
Hingga sekarang total dana yang sudah terpakai untuk pembangunan BKT sebesar Rp 2,2 trilun. Jumlah ini bakal bertambah tahun depan sebanyak Rp 500 miliar yang diambil dari APBN 2011.
Proyek BKT ini ditujukan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Selain itu, proyek ini berfungsi mengurangi ancaman banjir, BKT juga direncanakan sebagai prasarana konservasi air dan transportasi air. Untuk pengembangan ini, BBWSCC bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Asal tahu saja, BKT memotong lima sungai yang sudah direhabilitasi di Jakarta Timur, yakni sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung. Wilayah yang dilalui BKT mencakup 11 kelurahan di Jakarta Timur dan dua kelurahan di Jakarta Utara. Total luasan daerah tangkapan air BKT sekitar 207 km persegi sedangkan kawasan yang terlindungi dari ancaman banjir seluas 160 km persegi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News