Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus ekonomi dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tak akan berdampak ke perekonomian tanpa penanganan kesehatan yang baik.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, pandemi virus corona (Covid-19) menciptakan krisis kesehatan di seluruh dunia. Hal itu juga berdampak pada krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara.
"Tren pertambahan kasus positif menciptakan ketidakpastian yang membuat adanya risiko ke depan bisa jadi ada peristiwa yang menekan ekonomi lebih dalam ke depan," ujar Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/8).
Faisal bilang, kondisi tersebut menciptakan dampak psikologis dari kalangan menengah ke atas. Sehingga pengeluaran dari kalangan tersebut banyak dialihkan pada tabungan dan investasi sehingga membuat konsumsi susut.
Baca Juga: Jokowi targetkan salurkan banpres produktif untuk 4,5 juta UMK hingga akhir Agustus
Oleh karena itu, penanganan Covid-19 perlu dilakukan lebih baik. Faisal mencontohkan China dan Vietnam yang berhasil disektor ekonomi karena penanganan di awal lebih baik sehingga waktu pemulihan bisa dilakukan lebih cepat.
Asal tahu saja, hingga saat ini pasien positif Covid-19 terus bertambah. Berdasarkan data harian Satgas Penanganan Covid-19, pada Senin (24/8) terdapat tambahan 1.877 kasus positif sehingga total sebanyak 155.412 kasus positif di Indonesia.
Selain penanganan kesehatan, Faisal mengatakan, seluruh program pemerintah dapat dieksekusi dengan cepat sehingga dampaknya dapat lebih cepat dirasakan.
"Sepanjang program PEN dijalankan dengan lebih cepat bisa mengindari tren lebih buruk," terang Faisal.
Faisal menebak, pada kuartal III 2020, Indonesia masih akan sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi positif. Namun, pergerakannya bisa menunjukkan pemulihan dibandingkan kuartal kedua 2020 dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi atau minus 5,32%.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di sejumlah negara kembali melonjak, ini instruksi Jokowi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













