kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program link and match berlanjut untuk hubungkan pendidikan vokasi dengan industri


Senin, 22 Juni 2020 / 15:42 WIB
Program link and match berlanjut untuk hubungkan pendidikan vokasi dengan industri
ILUSTRASI. Kemendikbud bakal tetap melanjutkan program link and match untuk mendorong lulusan pendidikan vokasi terserap oleh industri.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal tetap melanjutkan program link and match untuk mendorong lulusan pendidikan vokasi terserap oleh industri.

“Kami sengaja tidak bikin sesuatu yang baru, seolah-olah program yang lama tidak bermanfaat. Kami meneruskan program link and match. Ini yang menjadi strategi besar kita sampai 5 tahun ke depan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto dalam diskusi virtual, Senin (22/6).

Wikan mengatakan, pendidikan vokasi ini meliputi pendidikan tinggi vokasi, sekolah menengah kejuruan (SMK), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Menurutnya. untuk ada sekitar 20.000 lembaga kursus dan pelatihan non formal.

Baca Juga: Sah! Mendikbud Nadiem Makarim izinkan sekolah di zona hijau gelar belajar tatap muka

Adapun, Wikan berharap, hubungan antara pendidikan vokasi dan industri tak hanya sebatas ‘link’. Dia menyebut, pendidikan vokasi dan industri harus bisa saling ‘menikah’. “Semua tanpa terkecuali harus menikah dengan industri,” katanya.

Dia mengatakan, dengan adanya ‘pernikahan’ dalam program link and match tersebut, diharapkan lulusan dari pendidikan vokasi betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan oleh industri.  Pasalnya, selama ini industri mengeluhkan tenaga kerja yang tak sesuai dengan yang dibutuhkan.

Karena itu, dia mengatakan, untuk mendorong terwujudnya link and match maka ada beberapa hal yang setidaknya harus dilakukan.

Pertama, adanya kurikulum yang diususun secara bersama-sama oleh industri dengan pendidikan vokasi. Mulai dari materi training dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di kampus.

“Kurikulum disusun bersama dengan memenuhi prinsip kompetensi masa kini dan kompetensi masa depan. Jadi duduk bersama. Apalagi saat wabah Covid-19 ini, industri sedang berubah, jangan sampai industi berubah kemana-mana, kampus atau SMK itu diam saja,” kata Wikan.

Kedua, dosen tamu dari industri pun rutin mengajar di kampur atau SMK. Selanjutnya adanya program magang yang terstruktur dan dikelola berasama dengan baik.

Tak hanya itu, ada pula komitmen kuat dan resmi pihak industri untuk menyerap lulusan pendidikan vokasi. Diharapkan ada pula bridging program yakni pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para dosen, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Ini keputusan penting pemerintah tentang tahun ajaran baru dan belajar di rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×