kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Presiden akui alutsista masih tertinggal


Senin, 04 Oktober 2010 / 15:21 WIB
Presiden akui alutsista masih tertinggal


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Tapi, dia meminta tidak perlu saling menyalahkan dalam menyikapi kondisi itu.

SBY mengatakan akibat krisis yang terjadi 11 tahun lalu, pemerintah terpaksa mengutamakan anggaran untuk kesejahteraan rakyat. Pemerintah berjanji akan meningkatkan alokasi anggaran pertahanan dan senjata tempur seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara dalam APBN.

SBY menambahkan, pengadaan alutsista yang modern harus ada prioritas dan ada tahapannya sebab, biayanya sangat besar. Dia bilang, pemerintah mengutamakan produk industri strategis dalam negeri. "Sehingga, industri strategis dalam negeri bisa tumbuh dan berkembang," katanya, Senin (4/10).

Menurut SBY, pembelian dari luar negeri hanya untuk alutsista canggih yang memang belum bisa diproduksi di dalam negeri seperti pesawat tempur, kapal-kapal perang, dan kendaraan tempur angkatan darat yang sangat canggih. "Tapi, bagi yang bisa kita produksi wajib hukumnya untuk membeli produk dalam negeri," kata Presiden.

Selain itu, Presiden meminta penggunaan anggaran alutsista yang sangat besar itu harus efisien, tepat, serta tidak boleh ada penyimpangan. Sekadar informasi, dalam RPJMN 2010-2014, anggaran untul alutsista disiapkan sebesar Rp 100 triliun.

Cuma, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pernah mengungkapkan, nilai 100 triliun dalam RPJMN itu belum cukup. Sebab, untuk mencapai minimum essential forces itu butuh sekitar Rp 157 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×