| : WIB | INDIKATOR |

EMAS 2.415.000 2.000 0,08%
USD/IDR 16.675 -17,00 -0,10%
IDX 8.549 40,08 0,47%
KOMPAS100 1.182 8,55 0,73%
LQ45 851 5,37 0,64%
ISSI 303 2,00 0,67%
IDX30 439 2,95 0,68%
IDXHIDIV20 506 2,43 0,48%
IDX80 132 0,73 0,55%
IDXV30 138 0,41 0,30%
IDXQ30 139 0,76 0,55%

Prabowo: 1,4 Miliar Porsi Makan Bergizi Gratis Sudah Dibagikan Sejak Awal Tahun

Senin, 20 Oktober 2025 / 17:57 WIB

ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto mencatat 1,4 miliar porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dibagikan sejak pelaksanaan program di awal tahun 2025.

Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto mencatat sebanyak 1,4 miliar porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dibagikan sejak pelaksanaan program di awal tahun 2025.

Prabowo menyebut hingga 20 Oktober 2025 telah ada 12.508 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan telah menjangkau sebanyak 36,7 juta penerima manfaat.

"Hari ini ada 36,7 juta anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang sudah menerima makan bergizi gratis ini," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet di Istana Kepresidenan, Senin (20/10/2025).

Menurut Prabowo jumlah ini tujuh kali lebih besar dari populasi Singapura pada tahun 2025.

Prabowo juga mengatakan bahwa ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Apalagi, banyak negara yang turut menyorot keberhasilan program MBG.

"Yang saya tahu, Presiden Brasil memberitahu kepada saya bahwa mereka butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta, sedangkan kita alhamdullilah dalam 1 tahun mencapai 36 juta," ujarnya.

Namun begitu, Prabowo mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan program. Dirinya menyebut masih ada kasus keracunan di berbagai wilayah.

Namun, secara statistik ia menjelaskan bahwa kesuksesan Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai 99,99%. Pihaknya berkomitmen terus menuju zero error untuk pelaksanaan program.

"Saya tekankan Kepala BGN dan jajarannya untuk menghasilkan suatu prosedur tetap yang tepat dan ketat menggunakan alat-alat yang terbaik untuk kita jamin kekurangan atau penyimpangan agar tidak terjadi," ungkapnya.