kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.484   50,00   0,32%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

PPP harus akomodir kubu-kubu yang berseberangan


Selasa, 14 Oktober 2014 / 08:34 WIB
PPP harus akomodir kubu-kubu yang berseberangan
ILUSTRASI. Film The Grand Budapest Hotel, salah satu film populer merupakan karya dari sutradara Wes Anderson yang kini namanya tengah viral di TikTok.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Partai Persatuan Pembangunan baru saja melakukan islah atau berdamai yang kedua kalinya atas konflik internal mereka. Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, internal PPP masih rawan konflik jika pimpinan partai belum mampu mengakomodir kepentingan dua kubu yang sempat berselisih.

"Apakah bisa lebih solid, tergantung kepada dua kepentingan ini mengerucut. Yang memimpin PPP mengakomodasi kepentingan kelompok faksi SDA (Ketua Umum PPP Suryadharma Ali) dan Rommy (Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy)," ujar Emrus saat dihubungi, Senin (13/10/2014) malam.

Menurut Emrus, wajar apabila dalam sebuat partai terdapat beberapa faksi karena dinamika politik sifatnya tidak permanen. Oleh karena itu, kata Emrus, PPP butuh sosok pemimpin yang posisinya kuat dan dapat diterima oleh semua kader.

"Pemimpin itu harus orang yang kredibel dan punya pengaruh kuat di PPP. Kalau orangnya punya pengaruh kuat maka partainya akan solid," ujarnya.

Emrus menilai pimpinan PPP saat ini belum dapat mewujudkan sosok yang berpengaruh kuat itu karena nyatanya berkali-kali PPP dirundung konflik, kemudian berdamai. Ia berharap, pimpinan PPP selanjutnya dapat merekatkan kembali celah pemicu konflik tersebut.

"Jika ini tidak dapat diwujudkan oleh PPP, saya pikir ini akan bisa muncul lagi konflik," kata Emrus.

Informasi saja, pasca-pelaksanaan pemilihan presiden, PPP kembali mengalami konflik internal. Salah satu akibat dari konflik ini adalah perbedaan pelaksanaan Muktamar VIII.

Selain kubu Rommy, pihak Suryadharma Ali juga berencana menyelenggarakan Muktamar VIII di Jakarta pada 23-26 Oktober 2014. Namun, kini kedua kubu telah islah dan menyepakati delapan keputusan Mahkamah Partai untuk menyelesaikan konflik. Isi delapan keputusan tersebut antara lain membatalkan aksi pecat memecat antara kubu Suryadharma dan kubu Rommy serta pelaksanaan Muktamar VII PPP. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×