kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,10   12,79   1.41%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi Kerugian dari Food Loss dan Food Waste di Indonesia Capai Rp 551 Triliun


Rabu, 18 Oktober 2023 / 11:47 WIB
Potensi Kerugian dari Food Loss dan Food Waste di Indonesia Capai Rp 551 Triliun
ILUSTRASI. Potensi kerugian dari food loss atau susut pangan paska panen dan food waste atau susut pangan di meja makan Rp 551 triliun per tahun.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi kerugian dari food loss atau susut pangan paska panen dan food waste atau susut pangan di meja makan mencapai Rp 551 triliun setiap tahunnya. 

Plt Menteri Pertanian Arief Prasety Adi mengatakan food loss dan food waste (FLW) saat ini menjadi isu besar di tengah ancaman ketahanan pangan global. 

"Indonesia menjadi salah satu yang terbesar. Sekitar 14% hilang setelah panen (food loss) dan 17% hilang di meja makan (food waste). Jadi total 31% itu hilang. Itu nilai sekitar Rp 550 triliun,” kata Arief dalam keteranganya, Rabu (18/10). 

Menurut hasil penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2021, Indonesia membuang sampah makanan 23 juta ton-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019 dengan taksiran kerugian ekonomi sebesar Rp 213 triliun– Rp 551 triliun per tahun atau setara dengan 4%-5% PDB Indonesia per tahun. 

Baca Juga: Kementan Klaim 140 Importir Sudah Mendapat Rekomendasi Impor Bawang Putih

Menurutnya diperlukan inovasi pertanian untuk mengurangi food loss dan food waste ini. Untuk itu, pihaknya menggandeng Badan Riset dan Inoveasi Nasional (BRIN) dalam mengembangkan teknologi pascapanen untuk meningkatkan efisiensi hasil pertanian di Indonesia. 

"Tak hanya inovasi pertanian di hulu, tapi hilirnya juga. Beliau (kepala BRIN) hutang pada saya untuk teknologi iradiasi. Saya ingin menggunakan teknologi iradiasi untuk memperpanjang shelf life,” ungkap Arief. 

Salah satu strategi pengurangan FLW adalah dengan mengembangkan teknologi iradiasi makanan yang saat ini sedang dikembangkan oleh BRIN.  

Iradiasi makanan adalah metode penyinaran terhadap pangan baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan dari jasad renik patogen. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Investor Swasta China Tertarik Berinvestasi di IKN

"Penelitian ini tidak hanya fokus pada ekstensifikasi, tapi juga intensifikasi. Termasuk sampai pascapanen tadi supaya setelah dihasilkan bisa tahan lama. Contohnya bawang merah bisa tahan 2-3 bulan sehingga bisa didistribusikan ke berbagai lokasi tanpa harus jatuh harganya,” tambah Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. 

Beberapa contoh bahan pangan yang rencananya akan menggunakan iradiasi makanan untuk memperpanjan waktu shelf life atau umur simpan dari 12 komoditas pangan adalah cabai, bawang merah, dan telur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×