Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi I DPR dari fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menegaskan dukungan untuk Ukraina membebaskan diri dari invasi Rusia dan mendorong terciptanya perdamaian di Ukraina.
Hal tersebut ditegaskan Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan itu ketika menemui delegasi masyarakat sipil Ukraina yang terdiri dari Anna Liubyma, Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI), Alim Aliev, jurnalis, aktivis HAM sekaligus Wakil Direktur Jenderal Institut Ukraina dan Profesor Olexiy Haran dari National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA).
“Hari ini saya bertemu dengan delegasi masyarakat sipil dari Ukraina, pertemuan yang sangat produktif. Kami berdiskusi tentang dampak negatif dari serangan Rusia, baik terhadap Ukraina maupun Indonesia,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (11/2).
Tindakan Rusia terhadap Ukraina, lanjutnya, sebagai negara merdeka yang berdaulat tidak dapat dibenarkan dan sesuai dengan konstitusi di Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan di dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 8% dalam Sepekan, Dipicu Rencana Pemangkasan Produksi Rusia
“Saya mendukung perjuangan Ukraina untuk mendapatkan kebebasan dan menjalankan hidupnya sebagai sebuah negara yang merdeka!” ujarnya.
Kepada Bobby, Profesor Olexiy Haran menyampaikan persoalan terkini Ukraina yang sangat mengkhawatirkan yakni penguasaan Rusia terhadap wilayah Zaporizhzhia yang terletak di sebelah tenggara negara Ukraina dan berada di kawasan Sungai Dnieper.
Seperti diketahui di Zaporizhzhia terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang merupakan unit PLTN terbesar di Eropa dan memasok sekitar 20% listrik bagi seluruh kebutuhan Ukraina. Kekhawatiran perihal keberlanjutan dan keamanan operasional PLTN Zaporizhzhia juga telah diungkapkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
“Pendudukan militer ilegal oleh Rusia dan salah urus PLTN Zaporizhzhia berisiko menimbulkan kecelakaan nuklir dahsyat yang akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi seluruh dunia,” tuturnya.
Dia mengingatkan bencana PLTN Chernobyl terletak di Kota Pripyat, 108 kilometer Ibukota Kiev pada 26 April 1986 ketika reaktor nuklir mengalami kegagalan uji coba, yang kemudian berujung pada ledakan dan kebakaran di wilayah tersebut.
Baca Juga: Jelang 1 Tahun Invasi Rusia, Dubes Ukraina Minta Indonesia Berpihak pada Kemanusian
Akibat peristiwa tersebut puluhan pemadam kebakaran dan pekerja darurat meninggal dunia akibat terpapar radiasi dan serangan jantung. Tak hanya itu, sekitar 200 ribu orang disebut harus dievakuasi akibat insiden ini.
Hingga kini daerah yang berjarak 30 kilometer dari lokasi ledakan menjadi 'zona eksklusif' dan tak dapat dihuni akibat radiasi nuklir.
Profesor Olexiy Haran mengingatkan bencana PLTN Chernobyl terjadi karena keputusan rezim Uni Soviet di Moskow yang memaksakan reaktor yang sebetulnya dibangun bagi kepentingan militer justru diubah menjadi PLTN sipil dan kemudian salah urus sehingga terjadilah bencana.
Mendengar hal tersebut, Bobby Adhityo Rizaldi memastikan komitmennya untuk menggalang Kerjasama antar anggota parlemen internasional demi mendukung kemerdekaan Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News