Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) M Said Didu menyatakan, PII siap melakukan investigasi menyeluruh penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara jika pemerintah mempercayakan kepada organisasi profesi itu.
"PII siap melakukan investigasi tersebut seandainya pemerintah mempercayakan ke PII," kata Said Didu dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (26/11).
Dia menyebutkan, PII sangat prihatin atas kejadian ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara yang seharusnya bisa dicegah namun telah menelan korban jiwa. Selanjutnya, PII mengharapkan adanya investigasi komprehensif mulai dari konsultan perencana, kontraktor, dan konsultan pengawas, serta semua hal yang terlibat.
Menurut dia, di negara-negara yang sudah memiliki Undang-Undang Profesi Insinyur, investigasi lebih mudah dilakukan berdasar undang-undang profesi itu.
"Sayangnya, Indonesia belum memiliki UU tersebut. Padahal, PII siap melakukan investigasi seandainya pemerintah mempercayakan ke PII," kata Said Didu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto menduga bahwa kelalaian perawatan terhadap jembatan atau perawatan yang tidak sesuai prosedur merupakan penyebab ambruknya jembatan itu.
"Melihat apa yang terjadi, kami menduga untuk sementara, perawatan jembatan itu tak sesuai prosedur, terutama terhadap pilar-pilar penghubung jembatan. Apa yang saya lihat di TV swasta nasional, fondasinya kan masih utuh," katanya.
Jembatan Kutai Kartanegera itu melintas di atas Sungai Mahakam. Bentang bebas atau area yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter dari total panjang jembatan sekitar 710 meter. Djoko melanjutkan, sesuai desain awal, mestinya jembatan sekaliber itu dibuat untuk usia pakai 40 tahun, bahkan hingga 100 tahun.
"Jembatan itu masih relatif muda karena dibuat fondasinya sejak 2000 dan selesai 2001," katanya.
Namun, tegasnya, kepastian penyebab runtuhnya yang disebut-sebut mirip dengan Jembatan Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat, ini akan diperoleh setelah investigasi dan evaluasi menyeluruh selesai dilakukan. "Tim survei akan segera dikirim dan sebagian sudah ada di sana," katanya.
Djoko juga menambahkan, Sabtu malam ini, dirinya bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto juga segera bertolak ke lokasi kejadian.
Jembatan yang diresmikan pada 2001 tersebut merupakan sarana penghubung utama Kota Samarinda dengan Kecamatan Tenggarong Seberang, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Jembatan tersebut runtuh pada Sabtu sore. Korban tewas sementara akibat runtuhnya jembatan itu hingga pukul 18.00 WIB dilaporkan empat orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Hertanto Soebijoto, Kompas.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News