Reporter: Merlinda Riska, | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Minat petani untuk menanam kedelai memang rendah karena dinilai tidak mengutungkan. Akibatnya, luas lahan garapan kedelai kian menyusut, sedangkan kebutuhan terus meningkat. Tak pelak, kebutuhan kedelai dalam negeri sangat bergantung pada impor.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor kedelai selama semester I-2012 ini sebanyak 893.000 ton dengan nilai US$ 511,1 juta atau setara Rp 4,8 triliun. Volume impor kedelai ini kurang lebih sama dengan produksi kedelai dalam negeri selama setahun.
Bak kebakaran jenggot, pemerintah pun langsung bereaksi. Agar petani semangat lagi menanam kedelai, pemerintah menjanjikan akan memberi insentif bagi petani kedelai. Dengan pemberian insentif ini, diharapkan produksi kedelai nasional bertambah.
Udhoro Kasih Anggoro, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, pemberian insentif kepada petani kedelai memang diperlukan saat terjadi krisis kedelai. Namun, Udhoro bilang, belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai bentuk insentif yang akan diberikan kepada petani kedelai. "Saat ini masih fokus membahas revitalisasi Bulog," katanya kepada KONTAN, Minggu (5/8).
Dus, Udhoro menambahkan, pihaknya belum bisa menentukan apakah insentif itu akan diberikan lewat pembelian dengan harga yang lebih tinggi oleh pemerintah, pemberian benih, atau penyediahan lahan.
Tapi, Menteri Suswono sebelumnya mengungkapkan, pemerintah akan menyiapkan insentif kepada petani kedelai dengan memberikan insentif harga. Insentif harga ini diniali paling pas untuk merangsang petani untuk menanam kedelai.
Bustanul Arifin, pengamat pertanian, menyambut positif rencana pemerintah menyediakan insentif kepada petani kedelai. "Pemberian insentif yang tepat untuk masa sekarang ada dua yaitu insentif harga dan insentif kepastian pasar," ujarnya.
Menurut Bustanul, insentif lahan sangat sulit dilakukan dalam waktu dekat, sedangkan insentif benih sudah terlambat karena masuk waktu tanam padi. Untuk menambah gairah petani, kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) juga harus dioptimalkan sehingga petani bisa memperoleh pimjaman modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News