kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perusahaan Fintech asal Singapura menguggat pailit Bakrie Telecom


Kamis, 26 April 2018 / 20:48 WIB
Perusahaan Fintech asal Singapura menguggat pailit Bakrie Telecom
ILUSTRASI. Ilustrasi Simbol Hukum dan Keadilan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Coda Payment Pte Ltd mengajukan permohonan pailit kepada PT Bakrie Telecom Tbk. Permohonan ini terdftar di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor perkara 9/Pdt.Sus-Pailit/2018/PN Niaga Jkt.Pst pada 9 April 2018.

"Mengabulkan permohonan pailit untuk seluruhnya terhadap termohon pailit dan menyatakan termohon pailit berada dalam keadaan Pailit, dengan segala akibat hukumnya," tulis petitum Coda Payment yang dikutip dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dikutip Kontan.co.id Kamis (26/4).

Selain memohonkan pailit, dalam petitumnya Coda Payment juga meminta agar majelis hakim menunjuk Bhoma Satriyo Anindito, Aditirta Parlindungan, dan Rahasuma Andy Permana sebagai tim kurator dalam proses kepailitan ini.

Sekadar informasi, Coda Payment merupakan perusahaan asal Singapura yang didirikan sejak 2011 dengan bisnis utama sebagai penyedia solusi pembayaran digital melalui gawai. Misalnya pulsa ponsel, listrik, internet hingga voucher game. Salah satu produk Coda Payment yang cukup terkenal adalah PulsaQ.

Sementara kinerja Bakrie Telecom yang memiliki kode emiten BTEL ini memang anjlok pada 2017. Dari laporan keuangan kuartal III-2017 yang dipublikasikan 19 Januari lalu, Bakrie Telecom membukukan rugi Rp 968,94 miliar.

Jumlah tersebut meningkat 28,98% dibandingkan kerugian yang harus ditanggung Bakrie Telecim pada periode Januari-September 2016 lalu sebesar Rp 751,25 miliar.

Salah satu sumber rugi anak usaha Grup Bakrie ini disebabkan turut anjloknya pendapatan hingga kuartal III-2017 lalu. Hingga kuartal III-2017 Bakrie Telecom hanya meraup pendapatan Rp 5,73 miliar, merosot tajam 96,15% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang menghasilkan pendapatan Rp 148,67 miliar.

Sementara penyebab merosotnya pendapatan Bakrie Telecom, diprediksi lantaran hilangnya pendapatan dari bisnis kartu prabayar. Padahal pendapatan dari lini bisnis ini menyumbanh 75,08% dari total pendapatan Bakrie Telecom pada kuartal III-2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×