kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Perubahan Iklim, Bappenas Ingatkan Pergeseran Siklus Tanam


Rabu, 20 September 2023 / 19:12 WIB
Perubahan Iklim, Bappenas Ingatkan Pergeseran Siklus Tanam
ILUSTRASI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, dunia sedang menghadapi triple planetary crisis. Adapun krisis ini ujungnya ada pada perubahan iklim.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia sedang menghadapi triple planetary crisis. Adapun krisis ini ujungnya ada pada perubahan iklim.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, triple planetary crisis tersebut kini sudah berdampak pada produksi beras. Hal tersebut pada akhirnya sampai pada tingginya harga beras yang ada di Indonesia.

Suharso bilang, Bappenas telah memiliki hitungan kapan saja waktu yang harus diwaspadai dengan adanya perubahan iklim. Terutama dalam sektor pangan dan pertanian.

Pasalnya, selama ini penyediaan pangan nasional mengikuti siklus tersebut. Maka ketika ada pergeseran siklus tanam seharusnya sudah disiapkan antisipasinya.  

"Hitungan ini sudah kami lakukan, jadi bahaya tahun ini. Tahun ini akan terjadi pergeseran dan lainnya. Misal mungkin akan ada perubahan siklus tanam. Kalau tanam berubah maka panen akan bergeser," kata Suharso ditemui usai FGD Rancangan RPJPN 2025-2045, Rabu (20/9).

Baca Juga: Dua Minggu ke Depan, Bapanas Targetkan Harga Beras Turun

Oleh karenanya, pemerintah menyediakan cadangan beras pemerintah (CBP). Adapun untuk pemenuhan CBP, Bappenas sudah merancang perlu adanya sawah atau lahan yang dimandatorikan untuk pemenuhan CBP.

"Ada sawah yang di mandatory kan untuk kepentingan cadangan beras pemerintah. Jadi tidak lagi seperti sekarang buffer itu tidak hanya beli tapi kita juga punya buffer area, tanam dimana, tetap petani yang kerjakan," kata Suharso.

Dengan demikian selain buffer beras atau CBP tak hanya didapatkan dengan pembelian dari petani. Namun bisa juga dari buffer area yang diperuntukkan hasilnya bagi CBP.

"Sekalian ada buffer sawah, tapi tetap petani yang kerjakan. Jadi tidak ada spekulasi disana. Berapa sebenarnya berapa beras yang harus ditutup kesenjangan itu oleh pemerintah disimpan di gudang," jelasnya.

Suharso menyebut, Bappenas sudah melakukan desain dari rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) terhadap antisipasi perubahan iklim. Pasalnya perubahan iklim tidak bisa dihadapi secara sporadis.

"Indonesia ngga selamanya misal orang katakan Elnino akan begini Lanina begini karena luas laut kita lebuh luas dari daratan. Jadi kita hitung sendiri. Jadi menurut saya kita harus punya hitungan itu," ujarnya.

Berdasarkan Panel Harga Pangan di Badan Pangan Nasional harga beras medium rata-rata Rp 12.850 per kilogram atau melebihi HET. Sedangkan beras premium rata-rata nasional Rp 14.380 per kilogram.

Baca Juga: Kebijakan HET Tidak Bisa Diandalkan Untuk Stabilisasi Harga Beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×