Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia sedang menghadapi triple planetary crisis. Adapun krisis ini ujungnya ada pada perubahan iklim.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, triple planetary crisis tersebut kini sudah berdampak pada produksi beras. Hal tersebut pada akhirnya sampai pada tingginya harga beras yang ada di Indonesia.
Suharso bilang, Bappenas telah memiliki hitungan kapan saja waktu yang harus diwaspadai dengan adanya perubahan iklim. Terutama dalam sektor pangan dan pertanian.
Pasalnya, selama ini penyediaan pangan nasional mengikuti siklus tersebut. Maka ketika ada pergeseran siklus tanam seharusnya sudah disiapkan antisipasinya.
"Hitungan ini sudah kami lakukan, jadi bahaya tahun ini. Tahun ini akan terjadi pergeseran dan lainnya. Misal mungkin akan ada perubahan siklus tanam. Kalau tanam berubah maka panen akan bergeser," kata Suharso ditemui usai FGD Rancangan RPJPN 2025-2045, Rabu (20/9).
Baca Juga: Dua Minggu ke Depan, Bapanas Targetkan Harga Beras Turun
Oleh karenanya, pemerintah menyediakan cadangan beras pemerintah (CBP). Adapun untuk pemenuhan CBP, Bappenas sudah merancang perlu adanya sawah atau lahan yang dimandatorikan untuk pemenuhan CBP.
"Ada sawah yang di mandatory kan untuk kepentingan cadangan beras pemerintah. Jadi tidak lagi seperti sekarang buffer itu tidak hanya beli tapi kita juga punya buffer area, tanam dimana, tetap petani yang kerjakan," kata Suharso.
Dengan demikian selain buffer beras atau CBP tak hanya didapatkan dengan pembelian dari petani. Namun bisa juga dari buffer area yang diperuntukkan hasilnya bagi CBP.
"Sekalian ada buffer sawah, tapi tetap petani yang kerjakan. Jadi tidak ada spekulasi disana. Berapa sebenarnya berapa beras yang harus ditutup kesenjangan itu oleh pemerintah disimpan di gudang," jelasnya.
Suharso menyebut, Bappenas sudah melakukan desain dari rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) terhadap antisipasi perubahan iklim. Pasalnya perubahan iklim tidak bisa dihadapi secara sporadis.
"Indonesia ngga selamanya misal orang katakan Elnino akan begini Lanina begini karena luas laut kita lebuh luas dari daratan. Jadi kita hitung sendiri. Jadi menurut saya kita harus punya hitungan itu," ujarnya.
Berdasarkan Panel Harga Pangan di Badan Pangan Nasional harga beras medium rata-rata Rp 12.850 per kilogram atau melebihi HET. Sedangkan beras premium rata-rata nasional Rp 14.380 per kilogram.
Baca Juga: Kebijakan HET Tidak Bisa Diandalkan Untuk Stabilisasi Harga Beras
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News