kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pertumbuhan Indonesia berharap dari perbaikan ekonomi China dan global


Kamis, 15 Februari 2018 / 20:43 WIB
Pertumbuhan Indonesia berharap dari perbaikan ekonomi China dan global
ILUSTRASI. Manufaktur China


Reporter: Adinda Ade Mustami, Nisa Dwiresya Putri, Ramadhani Prihatini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi China tercatat tumbuh 6,9% di tahun 2017 lalu. Pencapaian ini sedikit membaik dari tahun 2016 yang hanya 6,7%. Pertumbuhan ekonomi China tahun 2016 itu merupakan yang terendah dalam 26 tahun. Dengan demikian, mulai tahun 2017 kemarin ekonomi China mulai bangkit.

Tahun ini, sejumlah ekonom memperkirakan ekonomi China akan kembali melambat di kisaran 6,5%. Salah satunya karena efek dari kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan, ekonomi China tahun ini tetap tumbuh tinggi. Hal itu didorong oleh ekspor, seiring peningkatan permintaan khususnya dari negara maju.

Ekonomi Indonesia memang sangat erat kaitannya dengan ekonomi China. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi China tahun ini yang akan tetap tinggi menjadi salah satu pendorong perbaikan ekonomi global. Hal ini pula yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita lihat ekonomi dunia konsisten menunjukkan perbaikan, harga komoditas meningkat, harga minyak meningkat, dan volume perdagangan dunia juga meningkat. Ini peluang bagi Indonesia untuk mengejar pertumbuhan ekonomi," kata Agus, Kamis (15/2).

Pihaknya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun lalu yang sebesar 5,07%, yaitu di kisaran 5,1%-5,5%. Faktor utama dimotori oleh investasi dan konsumsi rumah tangga.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo sebelumnya berharap perkiraan perlambatan ekonomi China di tahun ini tidak akan berdampak banyak terhadap ekonomi domestik. Sebab, konsumsi dan ekspor China diperkirakan tetap tinggi. Selain itu, meski kenaikan lambat, harga komoditas masih ada di level yang tinggi. Harga ini pun masih akan menguntungkan produsen.

Dody juga melihat selain ke China, ekspor komoditas Indonesia ke beberapa negara lainnya masih akan tinggi. Dody juga berharap ekspor lebih merata dan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding tahun ini. Utamanya, ekspor yang terkait dengan manufaktur seperti tekstil dan produk tekstil dan bahan kimia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×