kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat lagi


Rabu, 05 November 2014 / 07:57 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat lagi
ILUSTRASI. Mudah, Ini 4 Cara Memperpanjang Masa Aktif Indosat bagi Pelanggan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2014 akan diumumkan hari ini (5/11). Tampaknya, pertumbuhan ekonomi di triwulan III lebih lambat dari triwulan II 2014. Pemerintah memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 hanya tumbuh 5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di triwulan II yang tercatat 5,12%.

Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, pelambatan ekonomi di triwulan III disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, kinerja ekspor Indonesia masih lesu. Pemicunya, harga komoditi ekspor andalan Indonesia di pasar internasional terus merosot. Selain itu, kinerja impor juga lesu yang menunjukkan produksi nasional juga lesu. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja impor dari tiga golongan melorot di triwulan III. Yaitu, impor bahan baku/penolong, barang modal dan konsumsi. Contoh, impor bahan baku. Pada Januari-September 2013 mencapai US$ 106,82 miliar. Tapi, pada periode serupa tahun ini hanya US$ 102,8 miliar atau turun US$ 4 miliar. 

Impor barang modal juga turun sebesar 6,87% dari US$ 23,74 miliar pada triwulan III 2013 menjadi US$ 22,11 miliar pada triwulan III 2014.

Begitu pula impor barang konsumsi, yang pada Januari-September tahun lalu tembus US$ 9,79 miliar, tapi menyusut menjadi US$ 9,47 miliar pada triwulan III tahun ini. 

Belanja pemerintah 
Anjloknya kinerja impor ketiga golongan itu, menjadi salah satu indikasi bagi pemerintah untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2014 belum bisa beranjak dari keterpurukan.

Kedua, rendahnya pertumbuhan ekonomi juga akibat realisasi belanja pemerintah yang rendah. "Belanja pemerintah belum bergerak. Pada triwulan IV 2014 baru terlihat," ujar Bambang, Selasa (4/11).

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengamini pendapat Bambang. Dia bilang, konsumsi pemerintah belum bisa diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sebab, ekspansi keuangan yang bisa dilakukan pemerintah masih terbatas lantaran masih fokus menyelamatkan defisit fiskal akibat beban subsidi energi. 

Padahal, kata Perry, perbaikan konsumsi pemerintah, konsumsi swasta, perbaikan kinerja ekspor dan investasi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Karena itu, Perry memperkirakan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2014 hanya tumbuh sekitar 5,1%. 

Namun, lanjut dia, hingga akhir tahun ini BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level 5,2%. "Triwulan IV biasanya akan lebih baik dibanding triwulan III," kata Perry.

Sementara itu, Kepala Ekonom BII Juniman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan III cuma 5,08%. Pemicunya, ekspor triwulan III hanya tumbuh 0,23%. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,83%, lebih rendah dibanding triwulan II 2014 sebesar 5,59%.

Sedangkan konsumsi pemerintah pada triwulan III, prediksi Juniman, hanya tumbuh 0,87%. Pertumbuhan investasi juga akan melambat ke level 4,41%. "Ekonomi keseluruhan hingga akhir tahun diprediksi Juniman hanya berada pada level 5,16%," kata Juniman. 

Perkiraan yang sama juga diungkapkan Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih. Lana memperkirakan, pertumbuhan ekonomi  pada triwulan III 2014 akan berada di kisaran 5%-5,05%. 

Lana juga menilai penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi tahun ini ialah kinerja ekspor dan belanja pemerintah. Konsumsi domestik dinilai masih relatif bagus.  "Tahun ini ekonomi  tumbuh 5,1%. Tertinggi 5,2%," kata Lana.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×