kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perpadi: Periode Januari-Februari belum ada panen padi


Selasa, 01 Januari 2019 / 18:45 WIB
Perpadi: Periode Januari-Februari belum ada panen padi
ILUSTRASI. Ketua Perpadi Sutarto Alimoeso


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode Januari-Februari tahun 2019 diperkirakan menjadi momen kenaikan harga beras. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut belum terjadi panen dan stok beras pemerintah harus segera dikeluarkan.

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso menyampaikan, dua bulan pertama tahun ini belum terjadi panen sehingga stok gabah petani bisa kurang dan berpengaruh kepada kenaikan harga beras.

"Kalau pengalaman 2018 awal bisa naik 10% harga berasnya dan harga gabah bisa ketarik juga. Apalagi kalau upaya untuk isi ini tidak dilakukan dan bisa terjadi lagi tahun ini," kata Sutarto pada Kontan.co.id, Selasa (1/1).

Walau demikian, Sutarto menyatakan untuk saat ini harga beras dan gabah masih belum bergerak banyak karena pasar sedang tutup. Perubahan harga menurutnya baru bakal terlihat pada periode 2 minggu depan saat perdagangan pasar, beras dan gabah sudah mulai aktif.

Sementara, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri justru menyampaikan harga beras dalam beberapa hari terakhir terus mengalami kenaikan. Beberapa varietas beras yang ia laporkan naik adalah beras muncul yang pekan lalu seharga Rp 12.000 per kilogram (kg) dan hari ini menjadi Rp 12.550 per kg. 

Beras perah, minggu lalu seharga Rp 12.100 per kg dan hari ini di Rp 12.800 per kg. Beras Ramos alias IR64, minggu lalu seharga Rp 11.000 per kg dan hari ini di RP 11.900 per kg.  Beras ramos IR64 - II, minggu lalu di Rp 10.300 per kg dan hari ini di Rp 11.000 per kg. Harga-harga ini menurut Abdullah adalah kompilasi rata-rata dari harga beras di Jakarta.

Kenaikan harga ini juga tercermin dari perkembangan harga beras di situs resmi PT Food Station Tjipinang Jaya selaku indikator keadaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang. 

Untuk beras Cianjur Kelapa pada 25 Desember di Rp 13.150 per kg dan pada akhir tahun 2018 di Rp 13.325 per kg. Kemudian beras IR 64 dalam periode sama dari harga Rp 10.650 per kg menjadi Rp 10.800 per kg. Begitu juga IR 64-II dari harga Rp 10.075 per kg menjadi Rp 10.200 per kg.

Harga gabah

Terkait harga gabah, Sutarto menyampaikan kondisinya masih sama dengan pekan lalu dimana harga gabah di Jawa masih berkisar antara Rp 5.000 per kg - Rp 5.600 per kg. Untuk area Jawa Timur harga diantara Rp 5.500 per kg-Rp 5.600 per kg, sedangkan di Sulawesi harganya dibawah Rp 5.000 per kg.

Harga ini sudah melampaui acuan di Instruksi Presiden no 5 tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah atau beras dan penyaluran beras oleh pemerintah. Dalam aturan tersebut diterapkan bahwa Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 3.700 per kg, harga GKP di penggilingan Rp 3.750 per kg dan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan di Rp 4.600 per kg.

Oleh karena itu, bila pemerintah ingin mengembalikan harga gabah sesuai acuan, langkah operasi pasar gelontorkan beras harus dilakukan. Kemudian tujuan guyur bisa tidak hanya ke pasar, namun melalui bantuan sosial seperti rastra maupun BNPT. "Pemerintah kan punya stok banyak di Bulog, dan itu yang harus dikeluarkan untuk isi pasar. kalau bisa isi dengan tepat harga dan tepat tempat," jelas Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×