Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memperingati Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah dimaknai oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri untuk mempertegas komitmen menumbuhan nilah-nilai anti korupsi.
Dia mengatakan hari raya tersebut berakar pada sejarah keluarga Nabi Ibrahim yang dia nilai sebagai keluarga antikorupsi.
“Saya ceritakan kembali sejarah keluarga Nabi Ibrahim, di mana kisah menakjubkan keluarga sederhana antikorupsi ini,” kata Firli lewat keterangan tertulis, Jumat, 30 Juni 2023.
Dia mengatakan keluarga Nabi Ibrahim senantiasa memegang teguh kejujuran, waluapun di masa sulit misalnya ketika turun perintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail. Menurut dia, bisa saja Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar mengkorupsi perintah Allah itu dengan tidak melakukan penyembelihan.
“Apalagi iblis dan setan yang terkutuk mengeluarkan seluruh kemampuan mereka untuk menggoda Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail agar tidak melaksanakan perintah Allah kala itu,” kata dia.
Baca Juga: Ketua KPK: Korupsi Destruktif Pada Setiap Tatanan Kehidupan
Namun, Firli mengatakan Nabi Ibrahim, istrinya dan Ismail tidak bergeming dengan bujuk rayu tersebut. Mereka justru tetap teguh dalam menjalankan perintah Tuhan.
“Bukannya terhasut dengan ‘hate speech’ yang dilontarkan iblis dan setan, Siti Hajar malah menghujani kedua mahluk terkutuk tersebut dengan batu sebanyak tujuh kali di Jumrah Wustha,” tambahnya.
Dan kisah tersebut kemudian berakhir dengan Nabi Ibrahim tetap melakukan perintah Tuhan untuk menyembelih anaknya Ismail. Namun, Ismail kemudian diganti oleh Allah menjadi hewan sembelihan kurban.
Firli mengatakan kisah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim itu mengajarkan tentang tekad, keteguhan, keyakinan dan keikhlasan. Menurut dia, nilai itu dapat dipetik oleh masyarakat untuk melawan rasa tamak dan perilaku koruptif.
“Yang seyogianya kita mulai dari diri sendiri,” kata dia.
Firli mengatakan ibadah kurban yang identik dengan perayaan Idul Adha menjadi kesempatan untuk menjagal sifat binatang yang ada dalam diri manusia.
“Keteguhan dan keikhlasan serta kerelaan luar biasa untuk tidak korupsi dan berperilaku koruptif seperti yang di contohkan keluarga antikorupsi Nabi Ibrahim sejatinya adalah keutamaan Idul Adha,” kata dia.
Menurut Firli, dalam kacamata penanganan korupsi, keutamaan kisah keluarga Nabi Ibrahim AS, diterjemahkan dan mewujud menjadi strategi trisula pemberantasan korupsi KPK.
Yaitu pendekatan pendidikan masyarakat untuk membentuk mindset dan culture set baru antikorupsi, pendekatan pencegahan yang tujuan utamanya menghilangkan kesempatan dan peluang untuk korupsi, dan pendekatan penindakan di mana ketiganya adalah core business KPK dalam pemberantasan korupsi serta dilaksanakan secara holistik, integral sistemik, dan sustainable.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News