kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan Kemenkes: Masyarakat Harus Bersiap Menghadapi Gelombang Omicron


Kamis, 13 Januari 2022 / 23:00 WIB
Peringatan Kemenkes: Masyarakat Harus Bersiap Menghadapi Gelombang Omicron


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memperingatkan, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik varian ini memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF," kata juru bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/1).

"Kasus probable Omicron pada PPLN (pelaku perjalanan luar negeri cenderung meningkat), hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron mulai mendominasi,” ungkapnya.

Namun, melihat tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga, tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumahsakit. 

Kasus Omicron di Indonesia terus bertambah. Hingga Senin (10/1), ada penambahan 92 kasus konfirmasi, sehingga total infeksi varian sangat menular ini menjadi 506 kasus.

Baca Juga: WHO: Meski Lebih Ringan, Varian Omicron Tetap Menjadi Virus Berbahaya

Penambahan kasus konfirmasi Omicron masih didominasi oleh PPLN, dengan 506 infeksi dan 84 lainnya merupakan transmisi lokal.

Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/1), terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF.

Pemerintah memperkirakan, puncak kasus Omicron di Indonesia bakal terjadi pada awal Februari nanti. 

Berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman negara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, kasus varian Omicron mencapai puncak kisaran waktu 40 hari sejak pertama kali terdeteksi. 

"Untuk kasus Indonesia, kami perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari. Namun, kita tidak perlu panik, tetapi tetap waspada," kata Luhut dalam siaran pers, Rabu (12/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×