Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peredaran uang palsu saat ini lebih sedikit dengan rasio perbandingannya tiga di antara satu juta. Namun, Bank Indonesia (BI) tetap mengimbau bahwa peredaran uang palsu jelang hari raya Idul Fitri ini bisa meningkat seiring dengan permintaan uang baru.
Deputi gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengatakan, pihaknya mengaku bergembira karena temuan uang palsu tersebut dilaporkan oleh masyarakat baik kepolisian dan perbankan.
“Ini berarti masyarakat makin teredukasi dengan baik terkait dengan ciri-ciri keaslian uang rupiah,” katanya saat di temui di IRTI Monas, Rabu (23/5).
Dia menambahkan bahwa, jumlah uang palsu yang beredar ini masih rendah karena berbagai pengamanan yang ada di uang rupiah saat ini.
Untuk lebih menekan peredaran uang palsu, BI berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah. Hal ini bisa di lihat dengan cara 3D yakni Dilihat, Diraba dan di Terawang.
“Usaha bank Indonesia untuk mengedukasi masyarakat bahwa kalau ada pihak-pihak yang ingin menukarkan uangnya Rp 50.000 dengan Rp 100.000 jangan mau karena itu uang palsu,” tambahnya.
Selain itu, BI juga mengimbau untuk menerapkan 5J pada uang rupiah Indonesia. 5J tersebut adalah jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News