kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penurunan kinerja manufaktur masih berlanjut sampai Mei 2020


Senin, 04 Mei 2020 / 14:44 WIB
Penurunan kinerja manufaktur masih berlanjut sampai Mei 2020
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati peralatan industri yang dipamerkan pada pameran 'Manufacturing Surabaya' di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/7/2019). Pameran berbagai mesin, perlengkapan dan peralatan industri manufaktur itu berlangsung sampai 20 Juli 2019. ANTARA FOT


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. IHS Markit baru saja melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan April di level 27,5. Posisi ini merosot jauh dibandingkan dengan indeks bulan Maret, yaitu 43,5.

Bahkan, posisi PMI manufaktur ini menunjukkan kinerja terendah di dalam sejarah.

Penurunan tajam dari PMI manufaktur ini, tak lain merupakan dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus Corona yang berimbas pada sektor industri. Akibatnya, banyak penutupan pabrik serta anjloknya permintaan, output, dan permintaan baru.

Baca Juga: Ancaman AS ke China membuat harga minyak terjun bebas, WTI anjlok 5% dan Brent 0,4%

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, penurunan kinerja manufaktur tersebut akan terus berlanjut sampai dengan bulan Mei ini.

Terlebih, dengan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah saat ini.

"Jadi ini pemburukan puncaknya terjadi di bulan April. Diperkirakan bulan Maret akhir, April, dan kemungkinan sampai bulan Mei ini. Selain itu, Indonesia juga mengalami kontraksi impor 3,7% seiring dengan kontraksi dari industri manufaktur," ujar Sri di dalam agenda rapat virtual dengan DPR, Senin (4/5).

Penurunan kinerja manufaktur di bulan April juga turut berkontribusi terhadap penurunan kinerja impor. Berdasarkan realisasi kuartal I, kinerja impor Indonesia mengalami kontraksi 3,7% yang disebabkan oleh adanya penurunan impor bahan baku dan barang modal.

Baca Juga: PMI manufaktur Indonesia terendah sepanjang sejarah

Sri melanjutkan, indeks manufaktur Indonesia di bulan April ini merupakan indeks terendah apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Untuk itu, kontraksi kinerja manufaktur ini akan terus diwaspadai oleh pemerintah, agar tidak terjatuh lebih dalam lagi ke depannya.

"PMI kita dropnya sangat-sangat dalam hanya dalam satu bulan. Kedalaman dari jatuhnya sektor manufaktur ini harus kita waspadai," kata Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×