kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Penurunan Harga Minyak Global Berpotensi Tekan Nilai Impor Indonesia


Senin, 10 Maret 2025 / 20:54 WIB
Penurunan Harga Minyak Global Berpotensi Tekan Nilai Impor Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi Pompa angguk tambang minyak. Penurunan harga minyak mentah dunia sebesar 2,73% sejak awal tahun 2025 diproyeksikan akan berdampak pada nilai impor Indonesia.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA.  Penurunan harga minyak mentah dunia sebesar 2,73% sejak awal tahun 2025 diproyeksikan akan berdampak pada nilai impor Indonesia, khususnya di sektor migas yang berkontribusi 15,5% terhadap total impor.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyatakan bahwa penurunan harga minyak mentah dunia berpotensi mengurangi nilai impor Indonesia. 

"Pada 2024 lalu, impor migas Indonesia mencapai US$ 36,3 miliar atau sekitar 15,5% dari total impor Indonesia," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (10/3).

Baca Juga: Harga Minyak Menurun, Impor Indonesia Diprediksi Tetap Stabil

Josua memproyeksikan harga minyak mentah Brent akan berfluktuasi di kisaran US$ 70 - US$ 75 dolar per barel hingga akhir tahun 2025. 

"Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata harga pada 2024 yang mencapai US$ 80,7 per barel," katanya.

Ia menjelaskan bahwa penurunan harga minyak mentah dipengaruhi beberapa faktor, termasuk proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tidak sebaik sebelumnya di tengah ekspektasi perang dagang. 

Selain itu, pasokan minyak global masih tergolong solid, terutama dengan potensi peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC.

"Dengan harapan harga minyak yang lebih rendah, impor diperkirakan tidak akan tumbuh setinggi sebelumnya, terutama impor migas," tambah Josua.

Baca Juga: Harga Minyak Global Koreksi Imbas Trump Tunda Tarif untuk Meksiko dan Kanada

Namun, ia juga mencatat bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif baik tahun ini, "Impor akan tetap tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor, dan meningkatkan potensi defisit neraca pembayaran semakin melebar," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan baku dan barang modal, yang cenderung meningkat seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×