Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah keok melawan dollar AS di pasar spot, Selasa (3/10). Mata uang Garuda bahkan terpuruk di posisi terlemah 10 bulan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah terdepresiasi 40 poin atau 0,29% menjadi Rp 13.580 per dollar AS pukul 09.40 WIB. Ini level termurah rupiah sejak Desember tahun lalu.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, dunia usaha tidak masalah dengan fluktuasi nilai tukar rupiah selama tidak terlalu tinggi kenaikan atau penurunannya, juga yang penting tidak bergerak terlalu cepat. Pasalnya, pengusaha akan merugi apabila rupiah lemah, tetapi bila rupiah naik kencang pengusaha juga akan merugi
“Jadi lebih kepada stabil saja. Kalau pengusaha batubara pada senang dollar naik. Tapi pada perusahaan yang income rupiah tapi utangnya dollar, pada menjerit. Beda-beda,” katanya saat ditemui di Rakornas Kadin, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/10).
Meski begitu, secara umum, menurut Rosan, pengusaha ingin rupiah stabil di level Rp 13.500 per dollar AS
“Saya bicara dengan teman-teman pengusaha dan asosiasi, kalau Rp 13.500 per dollar AS jangan naik lagi lah. Walaupun melihat kcenderungannya masih akan melemah. Tapi ada range tertentu yang sudah para pengusaha masukkan di rencana budgeting mereka. Misalnya maksimum Rp 13.500. Bawahnya Rp 13.300,” jelasnya.
Rosan melanjutkan, dengan pelemahan rupiah yang saat ini terjadi, apabila ini terjadi berlarut-larut dan berkelanjutan, maka hal ini akan membuat target dari perusahaan yang sudah melakukan budgeting menjadi meleset.
“Membahayakan tidak, hanya mengkhawatirkan karena target bugdeting akan missed,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News