kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,70   -13,79   -1.49%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan rupiah yang terlalu cepat berdampak kurang sehat bagi ekonomi


Senin, 15 Juli 2019 / 20:17 WIB
Penguatan rupiah yang terlalu cepat berdampak kurang sehat bagi ekonomi


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat ke kisaran Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS diyakini masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (16/7). Adapun sentimen yang mendominasi masih dari eksternal, disusul banyaknya sentimen positif dari internal. 

Senin (15/7), kurs tengah Bank Indonesia (BI) menguat 0,82% ke level Rp 13.970 per dollar AS. Rupiah spot juga menguat 0,63% ke level Rp 13.920 per dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS kebanyakan didukung sentimen eksternal. Ekspektasi pasar cenderung mengarah pada rencana penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

"Walaupun data ekonomi AS masih mixed, tapi pasar optimistis suku bunga acuan bakal turun. Ini mengacu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menganggap perang dagang AS sebagai ancaman," kata David kepada Kontan.co.id, Senin (15/7). 

Hari ini rupiah pun terdongkrak oleh berita positif seperti data neraca dagang yang positif, serta utang luar negeri (ULN) Mei 2019 yang melambat. Sentimen di luar data ekonomi juga turut mendukung seperti membaiknya kondisi politik usai pertemuan dua pasangan calon presiden Indonesia pekan lalu. 

Dengan begitu, David memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan Selasa (16/7) berada di rentang Rp 13.870 per dollar AS hingga Rp 13.970 per dollar AS. Tren penguatan rupiah juga diyakini bakal berlangsung untuk waktu cukup panjang, sembari menanti keputusan The Fed di akhir bulan dan Rapat Dewan Gubernur (RDB) BI pekan ini, yang diperkirakan bakal memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps). 

"Rupiah masih menarik dilihat dari yield-nya, dari negara-negara serupa bond kita masih menarik sehingga ada peluang untuk menguat secara temporer di kisaran Rp 13.800 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS," kata David.

Hingga akhir tahun, David memperkirakan kurs rupiah bakal berada di kisaran Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS. Sedangkan untuk kurs rupiah bisa menyentuh level Rp 13.500 per dollar AS saat ini dinilai kurang sehat bagi perekonomian.

Itu karena, penguatan hanya ditopang inflow portofolio sehingga berisiko volatile. Meskipun begitu, momentum penguatan rupiah saat ini menurut David sudah bisa dimanfaatkan oleh importir untuk membeli dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×