Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) menyatakan pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) untuk sektor transportasi masih berjalan lambat. Karena itu perlu ada upaya khusus dari pemerintah dengan mendorong pelaksanaan konversi BBM ke BBG mulai dari kendaraan berat.
Robby Sukardi, Ketua APCNGI mengatakan, Indonesia cukup tertinggal dalam program konversi BBM ke BBG dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura. "Sangat ideal kalau seluruh truk dan bus di Indonesia melakukan konversi ke BBG, sehingga seiring waktu kendaraan kecil kan lebih mudah diarahkan," kata dia, dalam Seminar dan Pameran Khusus Teknologi BBG ke-8 di Jakarta, Kamis (27/2).
Seperti diketahui, sekarang ini pemerintah baru mengeluarkan kebijakan larangan penggunaan BBM subsidi untuk sektor pertambangan dan perkebunan. Namun, aturan kewajiban pemanfaatan BBG belum diatur oleh pemerintah.
Menurut Bobby, saat ini hanya armada TransJakarta yang secara khusus menggunakan BBG. "Efisiensi operasional TransJakarta diharapkan jadi inspirasi bagi pengusaha angkutan berat dan komersial lainnya," ungkapnya.
Dia optimistis apabila adanya dorongan dari pemerintah kepada kendaraan berat untuk memanfaatkan BBG akan membuat program konversi ini lebih optimal. "Program konversi akan jauh lebih cepat berkembang apabila sektor pengusaha bisa menjemput bola dengan berinvestasi di bidang ini," kata Robbi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News