Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve Bank sentral Amerika Serikat, mengumumkan pengurangan stimulus (tapering off) akan dimulai pada Januari 2014. Nilai pengurangan stimulus sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan dari sebelumnya US$ 85 miliar per bulan.
Rincian pengurangan, US$ 5 miliar untuk pembelian mortgage-backed securities (MBS) dan US$ 5 miliar untuk treasury securities. Hal ini menandakan bahwa perekonomian AS mulai pulih dari resesi terburuk sejak 1930 silam.
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Tom Aaker mengatakan, keputusan tapering off ini merupakan hal yang akan berdampak baik bagi seluruh negara yang ada di dunia. Ini menandakan pertumbuhan ekonomi AS mulai membaik dan artinya, akan membantu memperbaiki pertumbuhan negara-negara lain di dunia, termasuk Indonesia.
"Dengan bertumbuhnya ekonomi AS dan juga China, akan membuat pertumbuhan ekonomi negara lain termasuk Indonesia juga bertumbuh. Karena akan ada perputaran ekspor-impor lagi," ujar Tom di Jakarta, Kamis (19/12).
Tom bilang, perbaikan pertumbuhan ekonomi AS yang kembali bangkit ini, dapat membuat pasar di Indonesia menjadi bergejolak alias volatil. Namun, Tom meyakini hal ini hanya akan berlangsung sementara waktu.
Untuk jangka panjang, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan terdongkrak dengan bangkitnya pertumbuhan ekonomi AS. "(Tapering off) itu bagus untuk semua negara yang ada di dunia, termasuk untuk Indonesia. Mungkin (Indonesia) akan volatil untuk sementara waktu, tapi untuk jangka panjang, ekonomi Indonesia bisa baik. Dan itu juga berlaku untuk bisnis perbankan," jelas Tom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News