Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perpindahan kendaraan logistik untuk menggunakan jalan tol belum signifikan. Hal itu membuat tol trans Jawa dan trans Sumatra belum berpengaruh besar dalam menurunkan biaya logistik.
Asal tahu saja, sejak Oktober hingga Desember 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan akan mengoperasikan 13 tol baru yang sebagian terdapat pada jalur tol trans Jawa dan trans Sumatra.
"Kendaraan truk yang pindah dari jalur arteri ke tol masih di bawah 20%," ujar Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (14/10).
Beberapa hal masih membuat truk yang digunakan sebagai kendaraan niaga masih enggan berpindah ke tol. Heri bilang biaya tol masih mahal sehingga akan membebani biaya logistik.
Biaya transportasi pengiriman merupakan hal yang membebani biaya logistik. Oleh karena itu biaya tol yang mahal akan membuat biaya logistik ikut tinggi.
Heri bilang pemerintah harus melakukan kajian dalam rangka menentukan tarif tol bagi kendaraan logistik. "Harusnya ada kajian membandingkan willingness to pay untuk menggunakan jalan tol," terang Heri.
Selain tarif, terdapat hal non teknis yang membuat truk enggan berpindah ke tol. Antara lain adalah tempat peristirahatan yang terdapat di beberapa titik.
Mengatasi hal tersebut, Heri bilang pemerintah dapat melakukan subsidi biaya tol bagi kendaraan logistik. Selain itu infrastruktur lain pun perlu digenjot untuk menjadi pengangkut logistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
